UMAR BIN KHATAB (634-644 M)
Profil SingkatUmar Bin Khatab dilahirkan kira-kira pada tahun 582 M, di Mekah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orangtuanya bernama Khaththab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat Mekkah.
Ketika Nabi Muhammad mendakwahkan Islam, mula-mula Umar bin Khatab menentangnya, bahkan ingin membunuh Nabi Muhammad SAW. Na-mun hidayah Allah datang tak terduga, Beliau malah masuk islam begitu mende-ngar adiknya membaca ayat Alquran surat Thoha. Dengan masuknya Umar bin Khatab kedalam agama Islam, maka dakwah agama islam menjadi kuat.
Beliau ikut serta dalam hijrah ke Madinah, dan juga turut serta dalam peperangan menghadapi kaum kafir Quraish seperti perang Badar, Uhud, Ahzab, Khaibar dan sebagainya. Beliau adalah satu-satunya sahabat yang berdiskusi de-ngan Nabi dan kadang kala pendapatnya dikukuhkan melalui wahyu dari Allah SAW. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad.
Ketika Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 8 Juni 632 / 12 Rabiul Awal 11 H, Beliau tidak mempercayainya dan berpendapat Rasulullah hanya pergi sebentar menemui Khaliknya sebagai mana dengan Musa bin Imran. Tapi untunglah Abu Bakar menenangkannya sehingga dapat menerima kenyataan wafatnya Rasullullah.
Umar bin Khatab juga berperan dalam pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah, sehingga perpecahan yang akan terjadi bisa dihindari.
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikannya.
Menjadi khalifahHal pertama yang dilakukannya setelah menjabat khalifah adalah mencopot Khalid bin Walid dari jabatan komandan pasukan dan menggantinya dengan Abu Ubaidah. Tatkala Khalid bin Walid menanyakan perlakuan Umar terhadap dirinya, Umar ra. Menjawab, “Demi Allah Wahai Khalid, sesung-guhnya engkau sangat kumuliakan dan sangat kucintai.”
Kemudian Umar ra. Menulis surat ke berbagai negeri dan wilayah menya-takan kepada mereka, “Sesungguhnya aku tidak memecat Khalid karena keben-cian dan tidak pula karena pengkhianatan. Tetapi aku memecatnya karena mengasihani jiwa-jiwa manusia dari kecepatan serangan-serangannya dan kedahsyatan benturan-benturannya.”
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sasaniyah dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sasaniyah) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Byzantium. Yang menarik operasi-operasi penaklukan seperti di Persia dan Syam, dikendalikan langsung oleh Khalifah Umar bin Khatab dari Madinah yang jaraknya ribuan mil dari medan pertempuran. Beliau mampu memberikan perintah-perintah militer secara mendetail kepada pangglimanya sehingga berhasil menuntun pasukannya dan mengawasi gerakan musuh. Pres-tasi ini membuat Umar tercatat dalam sejarah sebagai seorang ahli strategi militer ulung dan politikus jenius.
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penak-lukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yak-ni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sasaniyah dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk shalat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk shalat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia shalat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di jaman itu, ia tetap hidup sebagai-mana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya.
Salah satu sikap yang menonjol dari Khalifah Umar bin Khatab adalah rasa takutnya yang besar kepada Allah dalam menjalankan tugas kekhalifa-hannya. Hal inilah yang membuat ia sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh dalam memimpin umat. Ia memimpin hampir tanpa jam kerja. Pagi, siang, malam selalu siap melayani rakyatnya. Pada malam hari seringkali ia berpatroli untuk mengetahui keadaan rakyatnya. Jika ia menjumpai rakyatnya yang kelapa-ran, ia sendiri yang akan mengantarkan bahan makanan kepada rakyatnya yang kelaparan itu seperti dalam kisah-kisah yang termashyur.
KematianUmar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk, seorang budak pada saat ia akan memimpin shalat. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk terhadap Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Sebelum wafatnya Beliau membentuk tim yang terdiri dari Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Ubaidilah, Zubair bin Awam, Saad bin Abi Waqash, dan Abdurrahman bin Auf untuk memilih Khalifah penggantinya.
Peristiwa yang Terjadi di Masa Kekhalifahannya23 Agustus 634, Abu Bakar Wafat, Umar Bin Khatab dibaiat menjadi Khalifah ke II.
24 Agustus 634, Khalifah Umar bin Khatab menulis surat kepada Abu Ubaidah di Syam mengenai berita wafatnya Khalifah Abu Bakar, serta peme-catan Khalid bin Walid sebagai Pangglima tertinggi di Syam. Jabatan Pangglima diserahkan kepada Abu Ubaidah. Pada saat itu kaum muslimin dalam kedaan mengepung kota Damaskus.
25 Agustus 634, Umar bin Khatab memerintahkan untuk membebaskan seluruh tawanan Perang Riddah dan dikembalikan kepada keluarganya masing-masing. Setelah Shalat Ashar, Umar memobilisasi kaum Mukminin untuk diberangkatkan bersama Mutsanah bin Haritsah ke Irak. Orang pertama yang menyambut seruan ini adalah Abu Ubaid. Oleh karena itu dialah yang ditunjuk sebagai pangglima. Jumlah pasukan mencapai 1000 orang. Sedangkan Mutsanah bin Haritsah langsung diperintahkan untuk berangkat ke Hira terlebih dahulu.
27 Agustus 634, Khalifah Umar memerintahkan kepada Ya'la bin Umayyah agar kaum Nasrani Najran itu mengosongkan perkampungan mereka dan pindah ke tanah luar semenanjung arab.
September 634, Mutsana bin Haritsah tiba di Hira dari Madinah setelah ditunjuk Khalifah Umar untuk meneruskan perjuangan melawan Persia. Pada saat itu pasukan Persia yang dipimpin Jaban bergerak ke Hira. Oleh karena itu Mutsana memutuskan untuk bertahan. Ia menarik mundur pasukan-pasukan muslim di pos terdepan ke Suwad. Dan ketika pasukan Jaban mendekati Hira, beliau menyingkir ke Khaftan agar lebih dekat ke gurun pasir.
7 September 634, Utusan Khalifah Umar telah sampai ke Damaskus dan menemui Ubaidah dengan membawa surat pemecatan Khalid sebagai pangglima tertinggi dan menunjuk Abu Ubaidah sebagai Pangglima tertinggi. Oleh Abu Ubaidah surat permecatan ini dirahasiakan dahulu.
9 September 634, Khalid bin Walid menerima kabar bergeraknya pasukan Bizantium dari Emessa ke Damaskus. Oleh karena itu beliau menugaskan Zahrar dengan 5000 pasukan untuk mencegat pasukan itu di Bait Lihya. Dalam pertempuran di Bait Lihya itu, Zarar tertangkap. Komando diambil alih oleh Rafi yang mengirim kabar tersebut kepada Khalid. Khalid kemudian bergerak ke Bait Lihya dengan 4000 cavalery. Komando di Damaskus dipegang oleh Abu Ubaidah. Khalid berhasil mengalahkan pasukan Bizantium. Kemudian beliau kembali ke Damaskus. Zarrar berhasil dibebaskan.
18 September 634, Di Syam, Jonah, putra Marcus, berkebangsaan Yunani menginformasikan kepada Khalid bin Walid tentang perayaan dimalam hari di kota Damaskus yang merupakan kesempatan untuk menguasai kota dengan serangan mendadak. Khalid memberikan amnesti untuknya dan wanita yang dicintainya. Saat itu tidak ada waktu lagi untuk mengkordinasikan rencana penyerangan ke seluruh pasukan, oleh karena itu Khalid bin Walid memutuskan menyerang gerbang timur benteng kota Damaskus sendiri.
19 September 634, Pasukan Khalid bin Walid berhasil menaklukan kota Damaskus setelah tiga kali menahan serangan pasukan romawi yang mencoba melepaskan diri dari kepungan. Sisa-sisa pasukan Bizantium menawarkan gencatan senjata yang disetujui pangglima Abu Ubaidah. Gencatan ini berlang-sung selama 3 hari.
22 September 634 Setelah penaklukan Damaskus, Khalid bin Walid dengan pasukannya yang berjumlah 4000 orang bergerak ke Jabal Ansariyah dan berperang lagi dengan pasukan Bizantium yang berjumlah 10 ribu orang yang dipimpin Harbes dan Thomas. Beliau berhasil membunuh Thomas, menantu Kaisar Heraklius dan juga Harbess. Perang ini disebut juga dengan Perang Maraj-al-Debaj.
25 September 634 Pangglima Abu Ubaid berangkat ke Irak dengan 1000 orang pasukan, dalam perjalanan ia merekrut banyak pasukan dari suku-suku yang ditemui.
01 Oktober Pasukan Khalid kembali ke Damaskus. Beliau diberitahu tentang pemecatannya sebagai pangglima tertinggi dan pengangkatan Abu Unbaidah sebagai Pangglima tertinggi. Segera diadakan acara serah terima komando. Khalid bin Walid memilih berada dibawah komando Abu Ubaidah.
2 Oktober 634, Di Irak : Abu Ubaid sampai di Khaftan, pasukannya sudah mencapai 4000 orang. Dan ketika pasukan Persia yang dipimpin Jaban berkemah di Namaraq, pasukan muslim menyerangnya. Dalam pertempuran ini pasukan muslim meraih kemenangan.
10 Oktober 634, Di Irak : Pangglima Abu Ubaid berhasil mengalahkan pasukan persia dibawah pimpinan Narsi di Kasqar dekat Saqatia dan berhasil menduduki daerah pinggiran Irak di bagian hulu sampai ke hilir sehingga para pejabat daerah itu kembali mengajak damai kepada Abu Ubaid sambil meminta maaf karena dulu mereka telah berpihak dan bekerja sama dengan pihak Persia. Sementara itu Mutsanah kembali ke Hirah.
15 Oktober 634, Di Syam : Pangglima Abu Ubaidah mengirim Khalid bin Walid untuk menolong pasukan muslim yang terjebak oleh pasukan Bizanium di Abu-al-Quds. Khalid berhasil mengalahkannya dalam pertempuran Abu Al quds. Ia kembali ke Damaskus dengan ranpasan perang yang banyak dan ratusan tawanan Bizantium.
28 November 634, Di Irak : Terjadi Perang Jembatan antara pasukan muslim dibawah pimpinan Abu Ubaid dengan pasukan persia yang dipimpin Behman. Abu Ubaid sendiri terbunuh syahid ketika menghadapi pasukan gajah persia. Pasukan Muslimin mengalami kekalahan telak. Komando Pasukan diambil alih oleh Mutsanah. Pasukan Muslim mundur ke Ulais. Disini Mutsanah berhasil mengalahkan pasukan persia. Mutsanah mengirim surat kepada khalifah umar meminta bantuan. Khalifah Umar mengirim pasukan bantuan yang dipimpin Jarir bin Abdullah.
Desember 634, Di Syam : Pasukan Bizantium mulai berkumpul ke Baisan untuk memotong komunikasi pasukan muslimin antara Syam dan Arabia.
14 Januari 635 Di Syam : Pasukan Muslim yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bergerak dari Damaskus bersama Khalid bin Walid serta pasukan dari Irak menuju Fahl untuk menyongsong serangan Bizantium
15 Januari 635 Di Syam : Pasukan Muslim tiba di Fahl dan menjumpai Pasukan Bizantium tidak ada. Abul A’war ketika menaklukan kota itu menjumpai rawa-rawa membentang di kedua sisi sungai Jordan
23 Januari 635[1], Di Syam : Terjadi Pertempuran Fahl antara Pasukan Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid dengan pasukan Bizantium yang dipimpin Theodore the Sacellarius. Pangglima Theodore the Sacellarius terbunuh sehing-ga menurunkan moral pasukan. Mereka kemudian merlarikan diri ke Baisan Setelah kemenangan itu Abu Ubaidah dan Khalid kembali ke Damaskus. Satu Kontingen ditinggalkan untuk menaklukan Baisan dan kontingen lain untuk menaklukan Tabariyya.
25 Februari 635, Di Syam : Shurahbil, dengan Amr bin Aas menyebrangi rawa dan sungai menuju Baisan dan mengepungnya. Pengepungan barlangsung beberapa hari sampai akhirnya menyerah dan bersedia membayar Jizyah. Dalam peperangan Marjus Sufar ini, Khalid bin Said gugur.
26 Februari 635 Di Syam : Heraklius mengirim pasukan untuk menak-lukan kembali Damaskus. Ia memerintahkan pasukan dari Antiokia yang dipimpin Theodorus untuk menaklukan kembali Damaskus. Ia juga mengirim balabantuan pasukan dari Emessa yang dipimpin oleh Shan
28 Feburari 635 Di Syam : Shurahbil bin Hasanah pergi ke Tabariya (Tiberias), penduduk disitu segera menyerah dan membayar Jizyah
7 Maret 635, Di Syam : Pasukan Muslim bertemu dengan pasukan Bizan-tium di Marj ur Rum. Kontingen Abu Ubaidah berhadapan dengan Shan, sedangkan Khalid bin Walid berhadapan dengan Theodorus. Kedua pihak saling menunggu. Ketika malam menjelang pasukan Theodorus bergerak ke Damaskus, meninggalkan kontingen Shan.
8 Maret 635 Di Syam : Theodurus sampai di Damaskus. Yazid bin Abu Sofyan berusaha mengusir pasukan bizantium. Terjadi pertempuran sengit. Pasukan Bizantium berjumlah besar. Tapi untunglah Khalid bin Walid datang membantu setelah menyadari Theodorus tidak berada di Masj Ur Rum. Pasukan Theoidorus berhasil dikalahkan. Theodorus berhasil dibunuh Khalid bin Walid.
8 Maret 635, Di Syam : Abu Ubaidah mengalahkan pasukan bizantium da-lam perang Marj Ur Rum. Pangglimanya, Shan, terbunuh dalam adu duel dengan Abu Ubaidah. Sisa-sisa pasukan Bizantium melarikan diri Ke Emessa. Oleh karena itu beliau merencanakan untuk menaklukan Emessa..
15 Maret 635, Di Syam : Abu Ubaidah bergerak ke Heliopolis, dimana terdapat kuil Jupiter. Penduduk Heliopolis menyerah kepada kaum muslimin dan bersedia membayar Jizyah.
April 635 Khalifah Umar, setelah mendapat laporan tentang posisi dan kekuatan pasukan Byzantium di Palestina, menulis surat yang berupa instruksi kepada pangglima pasukan di Palestina dan memerintahkan Yazid untuk menguasai pesisir Mediterranea. Pasukan Amr bin Ash dan Shurahbil bergerak melawan pasukan Bizantium terkuat di ajnadain dan mengalahkan mereka dalam perang Ajnadayn yang ke dua setelah itu kedua brigade tersebut berpisah.
April 635, Di Irak : Pasukan Mutsana bin Haritsah berhasil mengalahkan pasukan persia di Buwaib. Dalam Perang ini pasukan Muslimin mendapat rampasan perang yang banyak, terdiri dari sapi, kambing dan tepung terigu,yang kemudian dikirimkan ke Medinah dan kepada keluarga-keluarga yang diting-galkan di perbatasan Semenanjung Arab, dan juga kepada keluarga-keluarga yang tinggal di Hirah yang sudah lebih dulu ke Irak sebelum terjadi Perang Buwaib dan pertempuran di jembatan. Mutsanah kemudian menunggu bantuan untuk menyerang Madain (Ctesiphon). Sebelum bantuan datang beliau wafat karena luka-luka yang didapat dari perang Jembatan.
Mei 635 Di Syam : Amr bin Ash bergerak menguasai Nablus, Amawas, Gaza dan Yubnu untuk menyempurnakan penaklukan seluruh Palestina. Sedangkan Shurahbil bertolak menyerang kota Acre dan Tyre yang berada dipesisir pantai. Yazid meninggalkan Damaskus dan menaklukan kota pelabuhan seperti Sidon, Arqa, Jabail dan Beirut.
Juni 635[2] Di Irak Selatan : Utba bin Ghazwan yang bertolak dari Madinah dengan 2,000 pasukan tiba di perbatasan Uballa. Ia mengambil alih komando pasukan disektor itu. Pasukan muslim berkemah di tempat yang berjarak 12 mil dari Daerah Basra (saat itu basra belum dibangun).
Juli 635 Di Syam : Abu Ubaidah mengirim pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid bergerak ke Emesa dan mengepung kota tersebut. Beberapa hari kemudian Abu Ubaidah juga tiba di sana dengan sisa pasukan muslim. Oleh karena itu penduduk Emesa meminta perdamaian selama satu tahun. Mereka bersedia membayar jizyah dan kaum muslim bebas keluar masuk kota. Abu Ubaidah, menerima permintaan itu.
Agustus 635, Di Syam : Abu Ubaidah menaklukan kota-kota sekitar Emessa seperti Hamah, Ma’arrat an Nu’man. Mereka menyerah dan bersedia membayar Jizyah.
September 635 Di Irak Selatan : Pasukan Utbah bin Ghazwan berhasil menguasai kota Uballa setelah sebelumnya mengalahkan pasukan Persia yang datang dari distrik Furat. Dengan Uballa sebagai basis, Utbah mengirim pasukan menyebrangi sungai Tigris dan menguasai kota Furat. Setelah itu bergerak ke Meisan dan berhasil mengalahkan pasukan Persia sehingga kota Meisanpun jatuh ketangan Muslim. Pasukan Muslim yang lain berhasil menguasai kota Abarqubaz. Kompi yang lain menguasai Mazar. Setelah itu mereka kembali ke Uballa.Dengan demikaian sektor selatan berada ditangan muslim sehingga suply logistik persia dari Fars berhasil di blokade.
Oktober 635, Di Irak Selatan : Gubernur Abarqubaz memberontak. Utba mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Mughirah bin Shu'ba untuk memadamkan pemberontakan. Dua pasukan bertemu di Marghab. Pasukan Persia dikalahkan dan Pangglima mereka, Filhan dibunuh. Kemudian terjadi pemberontakan di distrik Meisan. Pasukan Muslim dibawah pimpinan Mughira bergerak memadamkan pemberontakan dan berhasil dipadamkan.
20 Oktober 635 Khalifah Umar mengumpulkan manusia untuk melakukan shalat tarawih dengan berjama'ah
November 635 Daerah Irak Selatan sudah berhasil diamankan pasukan Muslim. Pimpinan pasukannya saat itu, Utbah kemudian berangkat ke Madinah, tapi beliau meninggal disana. Khalifah Umar kemudian menunjuk Mughirah bin Shu’ba untuk menjadi Pangglima Pasukan di sektor Irak selatan.
November 635, Di Syam : Kaisar Heraklius mengirimkan balabantuan pasukan ke Emessa. Sehingga penduduk Emessa memutuskan perjanjian perdamaian dengan kaum muslimin.
Desember 635, Di Syam : Khalid bin Walid mulai mengepung kota Emessa. Pengepungan ini berlangsung selama 3 bulan. Saat itu daerah Palestina, Yordania dan Syria selatan kecuali Yerusalem dan Caesarea, telah berada ditangan muslim.
Januari 636 Di Syam : Atas perintah Khalifah Umar,. Yazid bin Abu Sofyan mengepung kota Caesarea.
Februari 636 Di Syam : Kaisar Heraklius mengumpulkan pasukan yang besar untuk merebut kembali daerah Syria dari tangan Muslim.
Maret 636, Di Syam : Dari dalam kota Emessa, Pasukan Bizantium yang dipimpin Harbess menyerang pasukan muslim secara mendadak untuk mene-robos kepungan yang dilakukan muslimin. Dalam pertempuran itu Khalid bin Walid berhasil mengalahkan pasukan musuh sehingga Emessa berhasil ditak-lukan.
Maret 636 Di Madinah : Khalifah Umar memobilisasi kaum muslimin untuk berjihad ke Irak. Banyak yang menyambut seruan ini. Mulanya beliau sen-diri yang akan memimpin pasukan ini, tetapi setelah setelah berdiskusi dengan para sahabat besar nabi, maka komandan pasukan diserahkan kepada Saad bin Abi Waqas
April 636, Di Syam : Setelah penaklukan Emessa, Abu Ubaidah dan Khalid bergerak ke utara dan menaklukan seluruh Syria utara.
Mei 636, Di Irak Saad bin Abi Waqas bergerak dari Sirar dengan 4000 pasukan. Diwaktu keberangkatannya Khalifah Umar mendoakan kesuksesan eksepedisi Saad bin Abi Waqas. Umar kemudian mengirim kembali 4000 pasukan untuk bergabung dengan pasukan utama di Zarud, sehingga kekuatan pasukan di Zarud mencapai 15000 orang. Sementara Mutsana dengan 3000 pasukannya masih di Sharaf 60 mil dari Zarud.
Mei 636, Di Syam : Pasukan Bizantium yang sudah dikumpulkan oleh Kaisar Heraklius berkumpul di Antiokia. Saat itu pasukan muslim dipecah men-jadi 4 front. Front Amr bin Ash beroperasi di Palestina, Shurahbil di Yordania, Yazid di Caesaria sedangkan Abu Ubaidah dan Khalid berada di Emessa. Pasukan Bizantium merencanakan menaklukan kembali Emessa dan Damaskus.
Juni 636 Di Syam : Abu Ubaidah melakukan rapat perang. Diputuskan untuk menyatukan seluruh pasukan dan berkonsentrasi di selatan Syria sehingga bisa selalu berkomunikasi dengan semenanjung arabia. Oleh karena itu Pasukan Muslimin mengosongkan Emessa, Damaskus dan pos lainnya di Syria Utara dan berkonsentrasi di Jabiya di lembah Yarmuk, selatan Damaskus. Ketika pasukan Bizantium sampai di Emessa mereka melihat pasukan muslim telah pergi. Di Damaskus juga sudah dievakuasi.
7 Juli 636 Di Syam : Pasukan Muslim berkumpul di Lembah Yarmuk.
10 Juli 636 Di Irak : Pasukan Saad bin Abi Waqash dari Zarud tiba di Sharaf. Saat itu, Mutsanah bin Haritsah telah meninggal karena luka-luka dari Perang Jembatan. Untuk menghormati Mutsana, Saad bin Abi Waqas menikahi Janda Mutsana, Salma binti Khasfa.
12 Juli 636 Di Irak : Pasukan utama Muslim bergerak dari Sharaf ke Qadisiyya yang terletak di tepi barat Ateeq, dipinggiran sungai Eufrat. Berdasarkan Instruksi Umar, Saad bin Abi Waqas mengirim utusan sebanyak 12 orang untuk menawarkan islam kepada Yazdjurd, Kisra Persia.
21 Juli 636 Di Syam : Pasukan Bizantium bergerak ke selatan dan mencapai lembah Yarmuk dan berkemah disana dan siap menyerang pasukan muslim yang berjarak 18 mil dari kemah mereka. Pasukan ini dipimpin Vahan.
22 Juli 636 Di Syam : Vahan mengirim pasukan Ghassan yang dipimpin Rajanya, Jabbala untuk mengecek kekuatan muslim, tetapi pasukan Khalid berhasil mengalahkan pasukan itu. Selama sebulan kedepan terjadi negosiasi antara pasukan Muslim dan Bizantium.
23 Juli 636 Di Syam : Bala bantuan dari Madinah berdatangan. Dalam rapat perang, Abu Ubaidah menyerahkan komando pasukan kepada Khalid bin Walid.
15 Agustus 636, Di Syam : Terjadilah perang Yarmuk antara pasukan Muslim yang dipimpin Khalid bin Walid melawan Pasukan Bizantium.
20 Agustus 636 Di Syam : Pasukan Muslim berhasil mengalahkan Pasukan Bizantium dalam Perang Yarmuk dan mengakhiri kekuasaan Bizan-tium di Asia Kecil bagian selatan.
21 Agustus 636, Di Syam : Dari Yarmuk, Abu Ubaidah melaporkan kepada Khalifah tentabg kemenangan Yarmuk. Pesan kemenangian ini dibawa oleh Huzaifa bin Yaman.
04 September 636 Di Madinah : Kemenangan Yarmuk sampai ke Khalifah Umar. Ia kemudian menulis surat kepada Abu Ubaidah mengucapkan selamat dan memerintahkan untuk menaklukan kembali kota-kota Syria seperti Damaskus dan Emessa yang ditinggalkan sebelum pecah perang yarmuk.
18 September 636, Di Syam : Sejumlah pasukan di Syria yang berasal dari irak dikirim ke Irak dibawah pimpinan As’as bin Qais untuk memperkuat pasukan Sa’ad di Qadisiyah sehingga pasukan Saad mencapai 29000 orang.
18 September 636 Di Syam : Abu Ubaidah mengirim pasukan untuk menaklukan Damaskus kembali dan daerah-daerah lain yang ditinggalkan sebelum perang Yarmuk. Sementara sisanya beristirahat di Jabiya untuk memulihkan yang luka serta mengumpulkan rampsan perang, memeriksanya dan mendistibusikannuya.
Awal Oktober 636, Di Syam : Abu Ubaidah bin Jarrah menggelar rapat perang membicarakan rencana selanjutnya di Syria. Tujuan selanjutnya terbagi antara Caesarea dan Yerusalem. Abu Ubaidah melihat pentingnya kedua kota ini untuk pertahanan pasukan muslim. Karena terjadi perbedaan pendapat, maka ia menulis surat kepada khalifah Umar untuk minta petunjuk. Sebagai balasannya, Khalifah memerintahkan untuk menaklukan Yerusalem. Oleh karena itu Abu Ubaidah bergerak ke Yerusalem dengan pasukan dari Jabiya bersama dengan Khalid bin Walid.
01 November 636 Di Syam : pasukan Muslim tiba di Yerusalem dan pasukan Bizantium mundur ke dalam benteng kota. Pasukan muslim mulai mengepung kota. Pengepungan ini berlangsung selama 4 bulan tanpa henti.
16 November 636, Di Irak : Perang Qadisiyah dimulai
19 November 636, Di Irak : Pasukan Saad bin Abi Waqas berhasil mengalahkan pasukan Persia dalam perang Qadisiyah. Pangglima pasukannya Rustam, gugur dalam perang tersebut.
30 November 636, Di Irak : Sa'ad bin Abi Waqqas mulai merencanakan serangan ke Ctesiphon. Ia mereorganisasi pasukannya kedalam 5 brigade dan setiap brigade dipimpin pangglima : Zuhra bin Al-Hawiyya; Abdullah bin Muta'm; Shurahbil bin Al-Samt; Hashim b. Utba; dan Khalid bin Urfula. Semua brigade terdiri dari pasukan cavaleri. Dari Qadisiya rute ke Ctesiphon melewati Najaf; Burs; Babylon; Sura; Deir Kab; Kusa; Sabat; and Ctesiphon.
2 Desember 636, Di Irak : Brigade Zuhra bin Al-Hawiyya maju duluan dan berhasil menguasai Najaf dan tetap disana sampai brigade lain sampai ke Najaf.
3 Desember 636 Di Irak : Zuhra dengan brigadenya menyebrangi sungai Eufrat dan meneruskan ke Ctesiphon. Ia sampai di Burs ditepi barat kota Hilla yang berada dipinggir sungai Eufrat.
4 Desember 636 Di Irak : Di Burs, Pasukan Zuhra dihadang oleh pasukan Persia dibawah pimpinan Busbuhra. Dalam duel antara Zuhra dan Busbuhra, Zuhra berhasil mengalahkan Busbuhra dengan luka berat. Ketika terjadi pertem-puran antara pihak muslim dan persia, pasukan persia kalah dan lari ke Babylon. Bushbura wafat di Babylon. Dengan larinya pasukan persia, rakyat Burs menyerah kepada Zuhra. Zhura berada di Burs beberapa lama untuk mengatur administrasi. Sampai brigade muslim lainya tiba di Burs.
15 Desember 636, Di Irak : Pasukan Muslim menyebrangi sungai Eufrat dan berkemah di luar kota Babylon. Pasukan Persia yang berjumlah besar di Babylon dikomandoi oleh Feerzan, Hormuzan, Mihran dan Nakheerzan. Maka terjadilah pertempuran di Babylon. Karena tidak kompaknya pasukan Persia, maka pasukan Muslim bisa mengalahkan pasukan Persia. Mereka melarikan diri bersama jendral-jendralnya termasuk Hormuzan.
20 Desember 636 Di Irak : Ketika pasukan muslim masih di Babylon, Zuhra diperintah oleh Saad untuk mengejar pasukan persia yang lari dari Babylon. Zuhra kemudian mengejar pasukan persia tersebut dan bertemui dengan pasukan garis belakangnya di Sura. Terjadi pertempuran singkat. Tapi mereka kemudian lari ke Deir Kab.
22 Desember 636 Di Irak : Zuhra bergerak ke Deir Kab. Ternyata disana sejumlah besar pasukan persia yang dikomando Nakheerzan sudah menunggu. Terjadi pertempuran sengit. Terjadi duel antara Zubair bin Salim, anak buah Zuhra dengan Nakheerzan. Dalam duel tersebut Nakheerzan kalah dan terbunuh. Pertempuran berlanjut terus, Ketika Jabir bin Abdullah berhasil menguasai jembatan di barisan belakang pasukan Persiam, beliau berteriak Allahu Akbar, sehingga pasukan persia kehilangan nyali dan banyak melarikan diri. Akhirnua Deir Kab berhasil dikuasai pihak muslim.
1 Januari 637 Di Irak : Pergerakan pasukan Muslim dibawah pimpinan Zuhra mencapai Kusa yang berjarak 10 mil dari Ctesiphon. Disini terdapat detasemen pasukan persia yang dipimpin Shahryar yang berbadan besar. Terjadi pertempuran lagi. Dalam duel antara Shahryar dan Nail, Nail akhirnya berhasil membunuh pangglima itu. Melihat pangglimanya kalah dan mati, pasukan persia menjadi kehilangan semangat dan lari ke Ctsesiphon sehingga kota Kusa berhasil dikuasai. Disini Zuhra tinggal di Kusa sampai pasukan muslim la\innya tiba. Kusa merupakan kota bersejarah karena disinilah Namruz memenjarakan dan membakar nabi ibrahim. Saad menulis kemenangan ini ke pada Umar
14 Januari 637, Di Irak : Zuhra bersama pasukannya tiba di Sabat yang berjarak 4 mil dari Ctesiphon. Kepala daerah tersebut menawarkan kesetiaan kepada pasukan Muslim dan diberi perlindungan oleh Zuhra. Dengan demikian seluruh daerah yang menuju gerbang kota Ctesiphon berada dalam kekuasaan Muslim.
16 January 637, Di Irak : Pasukan Muslim mulai mengepung kota Bahrseer, salah satu dari kota Madain (Ctesiphon). Pengepungan ini berlangsung selama dua bulan. Logistik dari luar sudah diblokade, sehingga keadaan dalam benteng menjadi buruk.
01 Maret 637, Di Syam : Di Yerusalem, Patriarch Yerusalem Sophronius, menawarkan penyerahan kota dan bersedia membayat Jizya, tetapi dengan syarat Khalifah Umar sendiri yang datang dan menandatangai pakta perjanjian dengannya untuk menerima penyerahan kota ini.
16 Maret 637, Di Irak : Di Bahrseer, Pasukan Persia berusaha membuka kepungan pasukan Muslim. Mereka melepaskan Singa yang terlatih, sehingga merusak barisan kaum muslimin. Tapi untunglah Hashim bin Utbah, pangglima barisan depan, berhasil membunuh singa tersebut dengan pedangnya. Saad bin Waqas, pangglima pasukan mencium kening Hashim sebagai kekaguman atas kepahlawannya. Pangglima pasukan Persia mengajak duel. Dan diterima oleh Zuhra bin Al Hawiyya. Dalam duel tersebut sang Pangglima berhasil di bunuh. Kemudian pecahlah pertempuran. Dalam pertempuran tersebut sebuah panah mengenai Zuhra yang mengakibatkan kematiannya.
Ketika pertempuran berhenti, utusan Persia datang keperkemahan muslim menyampaikan pesan Kisra yang menyebutkan bahwa Rajanya setuju berdamai dengan syarat Sungai Tigris menjadi perbatasan antara persia dan muslim. Tapi hal ini ditolak oleh Saad dan berkata bahwa mereka berperang bukan demi tanah tapi demi Allah. Dan ini menambahkan jika Kisra Persia perdamaian bisa diterima jika menerima islam atau membayar jizya.
17 Maret 637, Di Irak : Ketika fajar menyingsing, pasukan persia sudah menyingkir. Kota Bahrseer sudah dikosongkan. Pasukan Persia menghancurkan semua jembatan yang berada disungai tigris. Pasukan muslim menguasai Bahrseer, Kota sudah kosong. Semua yang ada telah menyebrang ke Ctesiphon..
19 Maret 637, Di Irak : Dengan menyebrangi sungai tigris yang saat itu masih banjir, Pasukan muslim bergerak ke kota Ctesiphon. Pasukan persia yang melihat kejadian itu hilang semangatnya. Mereka menyerah. Kota Madain (ctesiphon) berhasil ditaklukan. Kisra Yazdigird III melarikan diri ke Hulwan. Seperlima rampasan perang dikirim ke madinah. Pasukan Persia yang melarikan diri mengumpulkan kekuatan di Jalaula, Mosul dan Tikrit. Dan dari Tikrit siap mengancam pasukan muslimin.Saad bin Abi Waqas melaporkan hal ini kepada Khalifah Umar minta petunjuk selanjutnya..
01 April 637 Di Syam : Khalifah Umar tiba di Jabiya, dimana ia bertemu dengan Abu Ubaidah bin Jarrah, Khalid bin Walid and Yazid bin Abu Sufyan. Amr bin A'as masih tinggal untuk memimpin pengepungan Yerusalem,
02 April 637, Di Syam : Perjanjian perdamaian ditandatangani oleh Khalifah Umar dan disaksikan oleh Khalid ibn Walid, Amr ibn al-A'as, Abdur Rahman bin Awf dan Muawiyah. Yerusalem diserahkan kepada Khalifah. 10 hari kemudian Khalifah kembali ke Madinah.
03 April 637 Penyusunan Kalender Hijriyah berdasarkan peristiwa Hijrahnya Nabi ke Medinah atas usulan Ali bin Abi Thalib
12 April 637 Di Syam : Sesuai instruksi Khalifah Umar bin Khatab, Yazid ibn Abu Sufyan segera menuju Caesarea dan sekali lagi mengepung kota pelabuhan itu. Sedangkan Amr ibn al-A'as dan Shurahbil ibn Hassana bergerak untuk menguasai kembali Palestina dan Yordania. Abu Ubaidah ibn al-Jarrah dan Khalid ibn Walid, dengan 17,000 pasukan meninggalkan Yerusalem untuk menaklukan seluruh Syria utara yang berakhir dengan penaklukan Antiokia pada tahun 638 dan Pegunungan Taurus di Anatolia.
13 April 637 Di Syam : Abu Ubaidah bergerak menuju Damaskus yang terlah berada ditangan muslim kemudian ke Emessa yang menyambut kedatangannya. Tujuan selanjutnya adalah Kinasrin
22 April 637, Di Madinah : Khalifah Umar mengirimkan instruksi kepada Saad : Untuk mengirim Hashim bin Utbah untuk menaklukan Jalula, dan Abdullah b. Mut'am untuk menaklukan Tikrit dan Mosul.
29 April 637 Di Irak : Hashim bin Utbah bergerak dengan 12 ribu pasukan dari Ctesiphon dan tiba di Jalaula dan menjumpai kota tersebut berpertahanan kuat dengan pasukan persia. Hashim mulai mengepung kota Jalula. Dan berlangsung 7 bulan.
01 Mei 637, Di Irak : Abdullah b. Mut'am bergerak dari Ctesiphon dengan kekuatan 500 pasukan dan tiba di Tikrit. Dengan bantuan penduduk arab lokal, pasukan ini berhasil menguasai Tikrit, sementara pasukan Persia melarikan diri.
3 Mei 637, Di Irak : Abdullah bin Mut’am mengirim pasukan dibawah pimpinan Rabi bin Al-Akfal ke Mosul. Ketika Pasukan Muslim tiba, Pasukan Persia tidak dapat menahan serangan muslim dan memilih menyerah dan bersedia membayar Jizya. Oleh karena itu Abdullah juga pergi ke Mosul, dan menyusun administrasi pemerintahan di sana. Setelah semuanya beres, ia kembali ke Ctesiphon dan meninggalkan pasukan di Mosul dibawah pimpinan Muslim bin Abdullah.
01 Juni 637 Di Syam : Pasukan Khalid bin Walid mencapai Hazir, 3 mil sebelah timur Kinasrin. Disini pasukan itu diserang Bizantium yang dipimpin Meenas. Akan tetapi pasukan gerak cepat kaum Muslim berhasil mengalahkan pasukan Bizantium.
03 Juni 637 Di Syam : Khalid bin Walid mencapai Kinasrin. Penduduk Kinasrin segera menyerah dan bersedia membayar jizyah. Beberapa hari kemudian, Abu Ubaidah datang dan bergabung dengan Khalid di Kinasrin. Merka merencanakan untuk menyerang Aleppo.
02 Juli 637 Di Syam : Pasukan Muslim dibawah pimpinan Khalid bin Walid mulai mengepung kota Aleppo. Pasukan Bizantium yang dipimpin Joachim memutuskan untuk bertahan dan berharap mendapat balabantuan dari Kaisar Heraklius. Pengepungan ini berlangung selama 4 bulan.
02 Oktober 637 Di Syam : Pasukan Bizantium di Aleppo menyerah kepa-da kaum muslimin. Komandannya, Joachim, masuk islam dan bergabung dengan pasukan Khalid bin Walid. Sementara pasukan bizantium lainnya diijinkan pergi dengan damai.
7 Oktober 637, Di Syam : Abu Ubaidah mengirim pasukan dibawah pimpinan Malik bin Ashtar untuk menaklukan kota Azaz. Malik dibantu oleh Joachim. Dan Perjanjain perdamaian pun ditandatangani dengan penduduk lokal. Setelah itu kembali ke Aleppo. Tujuan penaklukan ini untuk meyakinkan bahwa tidak ada kekuatan bizantium yang berada di utara Aleppo.
15 Oktober 637. Di Syam : Malik bin Ashtar bergabung kembali dengan pasukan Abu Ubaidah. Mereka kemudian bergerak kebarat untuk menaklukan Antiokia.
26 Oktober 637, Di Syam : Dalam Perang Jembatan Besi didekat sungai Orontes, Pasukan Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah berhasil mengalahkan pasukan Bizantium. Sisa pasukan Bizantium melarikan diri ke Antiokia.
30 Oktober 637 Di Syam : Pasukan Muslim bergerak ke Antiokia dan mengepung kota tersebut. Antiokia segera menyerah. Dengan demikian Kota Antiokia berhasil dikuasai.
02 November 637, Di Syam : Pasukan Muslim bergerak ke selatan Laut Mediterania dan menaklukan Latakiah, Jablah dan Tartus. Dengan demikian daerah barat laut syria telah bersih dari musuh.
05 November 637, Di Syam : Pasukan muslim dikirim untuk menaklukan sisa daerah syria utara.
07 November 637, Di Syam : Pasukan Khalid bin Walid dikirim dengan pasukan Kavalerinya ke arah timur sampai ke Sungai Eufrat sekitar Munbij, tetapi tidak menjumpai perlawanan berarti.
November 637 Di Irak : Di Jalula, pasukan Persia yang mendapat bala bantuan dari Hulwan menyerang pasukan Hashim. Segera peperangan sengit terjadi. Tapi akhirnya pasukan Muslim berhasil mengalahkan pasukan persia. Pasukan persia melarikan diri ke Khaneqeen. Penduduk kota Jalula menyerah dan bersedia membayar jizya. Rampasan perang yang didapat sangat besar. Seperlimanya dikirim ke Madinah. Kaisar Yazdgerd III pergi ke Rayy, setelah itu ke Merv dan mendirikan ibu kota disana untuk merencanakan pembalasan.
Dengan dikuasainya Jalaula Tikrit dan Mosul, Saerah Suwad utara menjadi tenang berada dalam kekuasaan muslim.
Desember 637, Di Irak : Hashim mengirim pasukan dibawah pimpinan Qaqaa b. Amr mengejar pasukan persia ke Khaneqeen berjarak 15 mil dari Jalula. Hashim meninggalkan garnisun pasukan sebaynak 4,000 orang dibawah pimpinan Jarir b. Abdullah di Jalaula untuk menjaga serangan dari utara. De-ngan sisa pasukan yang ada ia kembali ke Ctesiphon. Di Ctesiphon ia melapor-kan situasi Jalula dan sekitarnya kepada Saad. Saad kemudian mengambil alih kampanye perang dan mengirim ekspedisi ke daerah-daerah sekitar Jalula yang akan mengancam pasukan muslim
Desember 637 Di Irak : Pasukan Qa’qa berhasil mengalahkan pasukan Persia di Khaniqin setelah sebelumnya dalam duel berhasil membunuh pang-glima pasukan persia, Mehran. Kota Khaneqeen berhasil dikuasai, pasukan persia lari ke Hulwan. Qa’qa kemudian mengejar pasukan tersebut sampai ke Hulwan dan mengepung kota Hulwan
28 Desember 637 Di Irak : Pasukan Muslim dibawah pimpinan Amr b. Malik tiba di Heet dan mengepung kota tersebut. Berhubung kota tersebut cukup kuat dan mendapat logistik dari kota Qirqasia, maka Amr bin Malik memu-tuskan untuk menaklukan kota Qirqasia lebih dahulu. Ia bersama separuh pasu-kannya bergerak ke Qirqasia yang akhirnya me menyerah karena serangan mendadak.
Awal Januari 638, Di Syam : Daerah syria utara telah berada dalam kekua-saan muslim seluruhnya.
638 Di Madinah : Umar memerintahkan untuk memperluas dan mereno-vasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah
Januari 638, Di Irak : Pasukan Qa’qa berhasil mengalahkan pasukan persia di Hulwan. Hulwan berhasil dikuasai. Qa’qa melaporkan kemenangan ini kepada Sa’ad dan menunggu instruksi lanjut untuk mengejar pasukan persia sampai kedalam daratan persia sendiri. Saad melaporkan hal ini ke pada Umar. Umar menginstruksikan jangan mengejar pasukan persia malahan ia menulis mengha-rapkan adanya gunung api antara wilayah muslim dan persia.
14 Januari 638, Di Irak : Amr bin Malik kembali ke Heet dan menginformasikan jatuhnya Qirqasia kepada penduduk Heet dan menyerukan untuk menyerah. Penduduk Heet bersedia menyerah dan membayar Jizya. Sementara pasukan persia melarikan diri dari Heet. Dengan demikian Heet berhasi dikuasai. Dengan dikuasainya Qirqassia dan Heet, Lembah Eufrat berhasil ditenangkan. Amr kemudian kembali ke Ctesiphon setelah sebeluumnya meninggalkan garnisun pasukan di Qirqasia dan Heet.
Januari 638[3], Di Irak Selatan : Pasukan muslim dibawah pimpinan Zarrar bergerak ke Masabzan. Di Hindaf terjadi pertempuran. Pasukan muslim berhasil menangkap Azeen, sang pangglima perangnya. Dengan tertangkapnya pang-glima itu, pasukan persia menyerah. Dari Hindaf pasukan muslim bergerak ke Sirwan. Kota tersebut berhasil ditaklukan. Pasukan persianya lari ke perbukitan. Zarar tinggal di Sirwan sebagai Gubernur dan menyusun administrasi peme-rintahan. Ketika Kufa didirikan ia pindah ke kufa dan meninggalkan ibnu Hazil Asadi sebagai penggantinya di Masabzan
Februrari 638 Di Irak : Daerah Suwad, Lembah sungai Tigris dan Eufrat secara sempurna berada dalam kekuasaan muslimin. Orang-oran persia sudah kembali ke daerah perbatasannya.
Maret 638, Di Irak : Berhubung cuaca di Ctesiphon tidak cocok untuk orang-orang arab yang mengakibatkan menurunnya kesehatan kaum muslimin, maka Khalifah Umar bin Khatab memerintahkan untuk membangun kota baru yang sesuai dengan ikilim arab. Akhirnya didirikanlah kota Kufah, dan Basrah. Pendirian ini berlangsung selama setahuin
April 638, Bencana kelaparan mewabah di Arabia. Khalifah umar bin Khatab minta bantuan dari propinsi-proinsi untuk mengirimkan makanan. Keadaan ini disebut dengan "Tahun Paceklik." Oleh karena itu Khalifah Umar meminta Abbas untuk memimpin shalat lstisqa' dan memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan
15 Juli 638, Di Syam : Pasukan Arab Kristen yang pro Bizantium mengepung kota Emessa. Pasukan muslim memilih starategi bertahan. Semua pasukan di Suyria utara dipanggil ke Emessa.
01 Agustus 638 Di Syam : Pasukan Arab Kristen mundur dari Emmessa, ketika, atas perintah Khalifah Umar, Pasukan Muslim dari Irak menyerang Jazirah.
03 Agustus 638 Di Syam : Pasukan bagian belakang pengepung kota Em-messa diserang Khalid bin Walid yang menimbulkan kerusakan pasukan musuh.
15 Agustus 638, Khalifah Umar memerintahkan penaklukan seluruh Jazira.
10 September 638, Bagian barat Jazira sudah ditaklukan. Abu Ubaidah menulis surat kepada Khalifah Umar meminta Ayadh bin Ghanam, yang beroperasi di Jazirah barat unutuk diletakan dibawah komandonya yang akan digunakan untuk menyerang perbatasan utara. Umar setuju dan Ayad bergerak ke Emessa dengan sebagian pasukan muslim yang dikirim dari irak ke Jazira.
15 September 638, Seluruh Jazira sudah dikuasai.
Oktober 638, Di Irak : Hormuzan, pangglima Persia dalam Perang Qadisiyah, menyerang Irak. Saad menurut instruksi Umar memembalas serangan dibantu dengan Utbah ibn Ghazwan dan Nouman ibn Muqarin dengan menyerang Ahwaz.
November 638, Di Irak : Perjanjian perdamaian ditandatangani antara Hormuzan, penguasa Ahwaz dengan Utba b. Ghazwan, gubernur Basrah setelah sebelumnya kedua pasukan pimpinan tersebut berseteru. Isi perjanjian itu, Hormuzan bersedia membayar Jizya dan daerah Ahwaz menjadi dibawah kekuasaan kaum muslimin. Dengan demikian sekarang kaum muslimim menguasai daerah Tigris, Eufrat dan Karun.
November 638, Di Syam : Abu Ubaidah mengirim pasukan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Ayadh untuk menyerang Bizantium di Anatolia sepanjang Tarsus. Tujuan Khalid adalah Marash, kota yang terletak di kaki pegunungan Taurus. Setibanya disana mereka mengepung kota Marash yang didalamnya terdapat pasukan Bizantium yang masih berharap pertolongan dari Heraklius
01 Desember 638, Di Syam : Pasukan Bizantium yang di Marash me-nyerah kepada pasukan Muslim dan bersedia membayar Jizyah. Khalid kemu-dian kembali ke Kinasrin
10 Desember 638. Di Syam : Khalid bin Walid dipecat dari kemiliteran oleh Khalifah Umar bin Khatab.
20 Desember 638, Di Syam : Terjadi wabah Amwas yang menyerang daerah Syria, Mesir dan Irak yang banyak memakan korban jiwa.
Januari 639, Di Irak : Karena merasa cukup kuat dan mendapat bantuan dari Persia, Hormuzan memberontak kepada kaum Muslimin, Khalifah Umar mengirim Abu Musa Al Asy’ari, gubernur Basra yang menggantikan Utbah yang wafat untuk menaklukan Ahwaz. Hormuzan dikalahkan dan minta damai. Umar menerima permintaan tersebut dan Hormuzan tetap sebagai vasal muslim.
Feburari 639. Di Syam : Khalifah Umar pergi ke Syria begitu mendengar wabah menyerbar. Amr bin Ash menemui Umar dan minta ijin untuk mena-klukan mesir. Namun beliau kembali lagi ke Madinah.
Maret 639 Di Syam : Gubernur Abu Ubaida, wafat karena wabah. Beliau kemudian digantikan oleh Muadz bin Jabal, yang tak lama kemudian wafat karena wabah yang sama. Pangglima lainnya yang wafat karena wabah iut adalah Shuhrabil b. Hasana dan Yazid bin Abi Sufyan. Amr bin Al-Aas kemudian ditunjuk sebagai Pangglima Besar di Syria
Desember 639[4] Di Syam : Khalifah Umar mengunjungi Syria untuk mereorganisasikan struktur permerintahan dan militernya yang terkena pengaruh berat atas meninggalnya gubernur dan pangglimanya yang andal seperti Abu Ubaidah ibn al-Jarrah. Amr ibn al-Aas, yang menjabat gubernur Palestina dan gubernur Syam ad interim menemui khalifah untuk minta ijin menaklukan mesir.
01 Desember 639, Amr berangkat ke Mesir dengan 4000 pasukan.
31 Desember 639 Di Mesir : Pasukan Muslim sampai di kota benteng Pelusium (Farma) yang terdapat garnisun Bizantium. Oleh karena itu pasukan muslim mengepung kota. Pengepungan ini berlangsung selama dua bulan
640 Di Syam : Kota Caesaria jatuh ketangan muslim, dengan demikian seluruh Syam jatuh ketangan muslim.
640[5] Musa bin Nusair (640-716) dilahirkan di Syria. Kelak ia menaklukan Afrika utara.
Februari 640 Di Mesir : Kota Felusium jatuh ketangan kaum muslimin. Pasukan muslim yang dipimpin Useifa ibn Wala menyrang bentaeng dan kota ditaklukan. Armanousa, putri Cirus yang melawan kaum muslim di Pelusium ditawan. Dan dikirim ke ayahnya di benteng Babylon. Setelah jatuhnya Pelu-sium, pasukan muslim bergerak ke Bilbeis 40 mil dari Memphis.
Maret 640 Di Mesir : Pasukan muslim tiba di Bilbeis dan mengepung kota itu. Pengepungan berlangsung 1 bulan
31 Maret 640. Di Mesir : Pendduduk Bilebeis menyerah.
Mei 640 Di Mesir : Pasukan Muslim tiba didepan kota Babylon, dan mulai mengepung benteng tersebut. Pengepungan ini berlangsung selama dua bulan
Juli 640, Di Mesir : Amr menulis surat kepada Khalifah meminta bala bantuan. Sebelum surat itu sampai ketangan Khalifah, ternyata Khalifah Umar telah mengirimkan balabantuan sebanyak 4000 orang yang terdiri veteran penaklukan syria. Tapi dengan balabantuan ini Amr belum mendapat kesuk-sesan. Sampai balabantuan dibawah pimpinan Zubair bin Awaam datang.
Agustus 640, Di Madiah : Umar mengumpulkan 4000 orang untuk pasu-kan elit yang akan dikirim ke mesir dan terbagi 4 brigade dan brigade-brigade itu dipimpin komandannya masing-masing. Zubair bin Awwam ditunjuk sebagai pangglima tertinggi. Komandan lainnya adalah Miqdad bin Al-Aswad; Ubaida bin As-Samit, dan Kharija bin Huzafa.
September 640, Di Mesir : Bala bantuan tiba di Babylon. Total kekuatan muslim sekarang mencapai 12 ribu orang. 10 Mil dari Babylon adalah kota Heliopolis. Untuk mengatisipasi bahaya serangan bizantium dari Heliopolis maka Detaseman Amr dan Zubair bergerak ke Heliopolis Kota Heliopolis berhasil dikuasai. Amr dan Zubair kemudian kembali ke Babylon
November 640 Di Irak : Hormuzan memberontak lagi setelah mendapat bantuan pasukan dari Kisra Yazdegerd III. Pasukannya terpusat di Tustar, sebelah utara Ahwaz. Khalifah Umar mengirim gubernur Kufa, Ammar bin Yasir, Gurbernur basrah, Abu Musa dan Numan bin Muqarrin untuk menaklukan Tustar. Hormuzan dikalahkan, ditangkap dan dikirim ke Madinah untuk menghadap Khalifah Umar. Disini ia masuk islam dan menjadi penasehat Umar yang berguna untuk penaklukan Persia.
Desember 640, Di Irak : Dari Tustar, Abu Musa bergerak ke kota Sus yang terletak di barat daya kota Tustar, dan mulai mengepung kota tersebut.
20 Desember 640 Di Mesir : Setelah semua negosiasi gagal, dimalam tanpa cahaya bulan, Zubair dan anak buahnya mendaki dinding kota Babylon, membunuh penjaganya dan membuka pintu gerbang benteng sehingga pasukan muslim bisa masuk.
21 Desember 640 Di Mesir : Kota Babylon berhasil dikuasai muslim. Tetapi Theodorus dan pasukannya telah menyingkir ke pulau Rauda dimalam sebelumnya.
22 Desember 640, Di Mesir : Cyrus of Alexandria masuk kota Babylon dan menandatangai perjanjian perdamaian dengan kaum muslim dan setuju untuk membayar Jizyah.
Januari 641 Di Irak : Abu Musa berhasil menaklukan kota Sus. Dari sini beliau memngirim surat kepada Khalifah Umar untuk menaklukan ke Junde Sabur. Khalifah menginstruksikan untuk mengirim Aswad bin Rabee'a ke Junde Sabur. Aswad bin Rabi’ah segera bergerak ke Junde Sabur
01 Februari 641, Di Irak : Setelah pengepungan beberapa minggu, penduduk Junde Sabur menyerah kepada kaum muslimin dan bersedia membayar Jijyah. Dengan demikiaan Daerah Khuzistan berhasil sepenuhnya dikontrol kaum muslimin.
04 Feburari 641 Di Mesir : Amr memberangkatkan pasukannya dari Babylon ke kota Alexandria.
06 Februari 641, Di Mesir : Pasukan Amr bin Ash dihadang oleh pasukan bizantium di Tarnut di tepi barat sungai nil. Terjadi pertempuran sengit. Pasukan ini Bizantium dihancurkan. Amr bin Ash mengirim pasukan garis depan yang merupakan pasukan kavaleri untuk duluan pergi untuk mengamankan jalanan dari detasemen bizantium
09 Februari 641 Di Mesir : Pasukan garis depan Muslim tiba di Shareek, pasukan bizantiuym yang lari dari Tarnut kemarin, bergabung dengan pasukan Sharekk dan membentuk pertahanan kuat dan menyerang pergerakan pasukan muslim.
10 Februari 641 Di Mesir : Pasukan Bizantium dapat menghancurkan pasukan depan muslim.
11 Februari 641[6] Di Mesir : Ketika pasukan utama muslim tiba, pasukan bizantium melarikan diri. Dititik ini pangglima Amr bin Ash memutuskan tidak mengirim pasukan depan dan seluruh pasukan pergerak.
13 Februari 641 Di Mesir : Pasukan muslim mencapai Sulteis dimana mereka mengalahkan pasukan bizantium. Pasukan bizantium lari ke Alexandria.
15 Februari Di Mesir : 641 Pasukan muslim beristirahat di Sulteis sehari dan kemudian bergerak ke Alexandria. Alexandria masih dua hari dari Sulteis.
17 Februari 641 Di Mesir : Pasukan muslim tiba di Kirayun, 12 mil dari Alexandria. Disini pergerakan pasukan muslim dihadang dengan pasukan bizantium sebesar 20 ribu orang. Strategi Bizantium adalah pasukan muslim harus dipukul mundur sebelum sampat di Alexandria atau diperlemah. Dua pasu-kan saling menunggu. Pertempuran yang terjadi masih tidak pasti. Hal ini berlangsung 10 hari.
27 Februari 641 Di Mesir : Pasukan muslim meluncurkan serangan hebat. Pasukan Bizantium kalah dan lari ke Alexandria.. Dengan demikian jalan ke Alexadnria telah bersih. Dan dari Kirayun mereka bergera ke Alexandria.
01 Maret 641, Di Mesir : Pasukan muslim tiba di Alexandria dan mengepung kota berbenteng kuat tersebut. Kota tersebut punya akses langsung ke laut dan melalui laut mendapat nbantuan langusng dari Konstantinple baik pasukan maupun bahan makanan. Berdasarkan penyerlidikan Amr, ia merasa Alexandria akan sulit ditaklukan. Mereka mempunyai pertahanan kuat, Didinding kota terdapat katapel yang siap melontarkan peluru ke puihak muslim. Hal ini jelas merugikan posisi kaum muslimin. Oleh karena itu Amr bin ash menarik mundur pasukannya dan berkemah di area luar jangkauan katapel. Perang jarak jauh dimulai. Ketika pasukan muslim mendekati kota mereka diserang peluiru. Ketika bizantium berlayar dari benteng mereka, selalu dipukul mundur kaum muslim. Terlebih datang berita bahwa Heraklius mengumpulkan balabantuan bersar di Constantinople. Ia bermaksud bergerak mengepalai balabantuan ke Alexandria. Sebelum rencananya teralisir ia wafat. Bala bantuan yang terkumpul di Konstantinopel pun bubar dan tidak ada pertolongan untuk Alexandria. Hal ini melemahkan semangat pasukan bizantium. Pengepungan berlangsung 6 bulan. Dan di Madinah Kahlifah Umar tidak sabar. Maka ia kirim surat ke Amr bin Ash dan memerintahkan Ubada dijadikan pangglima dan segera meluncurkan serangan ke benteng Alexandria.
September 641[7] Di Mesir : Serangan Ubada sukses dan Alexandria ditak-lukan oleh Muslim. Ribuan pasukan Bizantium terbunuh atau tertangkap sedang-kan yang lainnya melarikan diri ke Konstantinople dengan kapal yang tertambat di pelabuhan.
Oktober 641, Di Mesir : Amr bin Ash mulai membangun kota Fustat untuk ibu kota Mesir menggantikan Alexandria.
November 641, Di Persia : Yazdagird III mengumpulkan 60 ribu pasukan ke Nihawand, bersiap-siap menaklukan daerah muslim di Irak. Gubernur Kufah, Ammar ibn Yasir, mengirim surat melaporkan kejadian ini kepada Khalifah Umar bin Khatab.
Desember 641 Di Irak : Huzhaifah bin Yaman ditunjuk sebagai Pangglima Pasukan di Kufa dan diperintahkan ke Nihawand. Gubernur Basrah, Abu Musa juga bergerak ke Nihawan. Numan bin Muqarrin bergerak dari Ctesiphon ke Nihawan. Umar bin Khatab memutuskan untuk memimpin pasukan di Madinah. Tetapi keputusan ini tidak diterima oleh Majelis Shura, oleh karena itu ia menunjuk Mughira ibn Shuba, sebagai pangglima pasukan yang terkonsentrasi di Madinah dan menunjuk Nouman ibn Muqarrin sebagai komandan tertuinggi pasukan Muslim di Nihawand
21 Desember 641. Di Persia : Terjadi pertempuiran Nihawan. Nu’man wafat dalam pertempuran, komando dipeganrg oleh Huzaifah bin Yaman. Akhirnya pasukan muslim berhasil mengalahkan pasukan persia.
642 Khalid bin Walid (592-642) wafat di Emessa
642 Kaum Yahudi pindah dari Arab ke Syiria karena Khalifah Umar mengusir orang-orang Yahudi dari Khaibar dan Najran lalu membagi-bagikan Khaibar dan Wadi al-Qura kepada kaum muslimin.
Januari 642, Di Persia : Huzaifa menugaskan Naim bin Muqarrin dan Qa'-qaa bin Amr untuk mengejar pasukan persia ke Hamadan. Ketika pasukan Persia mengetahui bahwa pasukan muslim mengejarnya, mereka langsung pergi dari Hamadan sebelum pasukan Muslim tiba. Hamadan kemudian menyerah dan bersedia membayar Jizya. Khusrau Shanum langsung ditunjuk sebagai gubernur Hamadan dibawah kontrol negara muslim. Rampasan perang dikirim ke Madinah
01 Februari 642, Di Madinah : Berdasarkan petunjuk dari Hormuzan, Khalifah Umar memutuskan untuk menaklukan Isfahan. Beliau menunujuk Abdullah ibn Uthban, sebagai pangglima untuk menaklukan Isfahan.
07 Februari 642 , Di Persia : Dari Nihawan, Abdullah bergerak ke Hama-dan, setelah itu ke timurlaut ke Rayy yang berjarak 200 mil dari Hamadan dan mengepung kota itu dan akhirnya menyerah..Setelah Rayy ditaklukan, Abdullah bergerak ke timur laut menuju Isfahan dan mengepung kota tersebut. Disini ia mendapat balabantuan dari Basrah dan Kufa dibawah pimpinan Abu Musa As Ashari dan Ahnaf bin Qais
Maret 642 Di Persia : Kota Isfahan menyerah. Dari Isfahan Abdullah bergerak ke timurlaut menuju Qom yang menyerah tanpa perlawanan berarti.
01 April 642, Di Persia : Kota Hamadan dan Rayy memberontak, Umar mengirim Naim bin Muqarrin untuk memadamkan pemberontakan itu.Naim bergerak ke Hamadan dari Isfahan, pertempuran berdarah terjadi dan kota Hamadan ditaklukan kembali kaum muslimin
07 April 642, Di Persia : Naim bergerak menuju Rayy, dan kota tersebut berhasil ditaklukan kembali. Penduduknya bersedia menyerah dan membayar jijya.
Mei 642 Di Persia : Dari kota Rayy, Naim mengirim adiknya, Suwaid bin Muqarin, ke propinsi Tabaristan. Disana ia menaklukan Qumas, Jurjan, Dehis-tan dan Amol tanpa perlawanan berarti. Dengan demikian seluruh Tabaristan berada dalam kekuasaan muslim.
Mei 642 Di Persia : Dari Basrah, Maja’a bin Mas’ud bergerak ke Tawwaj dan disini pasukan persia dikalahkan.
Juni 642 Di Persia : Dari Tawaj, Maja’a bergerak ke Sabur dan mengepung benteng kota tersebut beberapa minggu yang kemudian menyerah dan bersedia membayar jizyah. Bala bantuan datang dibawah pimpinan Usman bin Abi AlAsh yang mengambil alih komando pasukan dari Maja’a.
Juni 642, Di Mesir : Amr bin Al-Aas mengirim Ekspedisi ke Nubia diba-wah komando sepupunya Uqba bin Nafi. Misi ini gagal
Juli 642, Di Mesir : Sungai nil tidak meluap.
Juli 642, Di Persia : Pasukan Usman bin Abi Al Ash bergerak dari Tawwaj ke Shiraz yang kemudian menyerah dengan damai.
Agustus 642 Di Persia : Dari Shiraz Usman bergerak ke kota Persepolis yang berjarak 35 mil ke utara dan mengepung kota tersebut beberapa mninggu. Dan kota tersebut akhirnya menyerah. Disini komando pasukan dialihkan ke Sariyah bin Zuneim
September 642 Di Persia : Sariyah bin Zuneim bergerak dari Persepolis ke ke tenggara dan menaklukan kota Fasa
September 642, Di Mesir : Umar mengirim surat kepada Amr untuk melemparkan suratnya ke sungai nil. Sungai nil pun meluap lagi
September 642 Di Mesir : Setelah kegagalan Kampanye Nubia di selatan, Amr bin Al-Aas memutuskan utnuk bergerak ke Barat. Ia pimpin pasukannya sendiri.
Oktober 642 Sariyah bin Zuneim menaklukan Darab yang berjarak 60 mil dari Fasa. Dengan demikian penaklukan Fars sempurna diakhir tahun 642.
Oktober 642 Di Afrika : Pasukan Amr bin Ash mencapai kota Pentapolis. Penduduk disana menyerah dan bersedia membayar jizyah. Kota tersebut dinamakan Burqa. Amr tinggal beberapa lama untuk menyusun administrasi.
November 642 Dari Burqa, Uqba bin Nafi dikirim untuk mengepalai pasukan untuk mengambil alih Fezzan. Uqba bergerak ke Zaweela, ibu kota Fezzan. Tanpa adanya perlawanan yang berarti, seluruh distrik Fezzan (sekarang barat laut libya) dikuasai muslim. Setelah invas fezzan, Uqba kembali ke Burqa
643 Hasan Basri (643-728 M) dilahirkan
643 Di Persia : Asim ibn Amr, veteran perang Qadisiyyah dan Nihawand ditunjuk untuk menaklukan Sistan. Asim bergerak dari Basrah dan melewati Fars dan mengambil alih komando pasukan muslim di Fars dan bergerak mema-suki Sistan. Tanpa perlawanan, penduduknya menyerah. Asim kemudian menca-pai Zaranj, 250 mil dari Kandahar, dan mengepung kota itu beberapa bulan. Dalam pertempuran sengit, pasukan persia dan penduduk kota di kalahkan. Dengan menyerahnya kota Zaranj, Sistan menjadi wilayah kekuasaan Islam.
Maret 643 Di Afrika : Amr bin Ash bergerak kebarat Burqa. Mereka sampai di Tripoli dan mengepung kota.
April 643 Di Afrika : Kota Tripoli berhasil dikuasai. Dari Tripoli, Amr mengirim pasukan ke Sabrata, 40 mil dari Tripoli. Penduduk disana menyerah dan bersedia membayar Jizya. Dari Tripoli Amr mengirimkan laporan kepada Khalifah Umar dan minta ijin untuk penaklukan selanjutnya, tetapi ditolak Khalifah Umar.
Juli 643. Di Azerbaijan : Huzaifa bin Yaman bergerak dari Rayy ke Zanjan dan berhasil menaklukan kota benteng tersebut setelah mengalahkan pasukan persia.
Agustus 643 Di Azerbaijan : Dari Zanjan, Huzaifa bergerak ke Ardabil yang kemudian menyerah secara damai
September 643 Di Azerbaijan : Dari Ardabil, Huzaifah melanjutkan perge-rakannya ke utara sepanjang pesisir barat Laut Kaspia dan menaklukan kota Bab dengan kekuatan. Dititik ini, Huzaifah dipanggil Kalifah Umar. Bukair ibn Abdullah dan Utba ibn Farqad menggantikannya.
September 643 Di Persia : Suhail ibn Adi bergerak dari Basrah, melalui Shiraz dan Persepolis dan kemudian bergabung dengan pasukan Muslim lainnya untuk menyerang Kerman yang kemudian berhasil ditundukkan setelah pertem-puran sengit dengan pasukan lokal.
Oktober 643 Di Azerbaijan : Bukair bergerak keutara sepanjang pesisir barat laut kaspia sedangkan Utbah bergerak langsung ke jantung wilayah Azerbaijan.
Oktober 643 Di Persia : Suhail bin Adi bergerak ketimur Kerrman yaitu kota Makran (sekarang wilayah Pakistan) dan merupakan wilayah raja Hindu Raja Rasil yang juga merupakan vasal dari Imperium Sasaniyah Persia.
November 643 Di Azerbaijan : Pasukan Bukair ibn Abdullah dihadang sejumlah besar pasukan persia dipimpin Isandir. Dalam pertempuran sengit Isandir dikalahkan dan ditawan. Untuk menyelamatkan jiwanya, isandir setuju menyerahkan wilayahnya di ajerbaizan dan mengajak yang lainnya untuk menyeraha dalam kekuasaan muslim.
November 643 Di Sind : Raja Rasil mengumpulkan pasukan besar dari Sind dan Baluchistan untuk menahan lajunya pergerakan muslimin.
Desember 643 Suhail mendapat balabantuan dari Usman ibn Abi Al Aas yang datang dari Persepolis, dan Hakam ibn Amr dari Basrah.
Desember 643 Di Azerbaijan : Uthba ibn Farqad mengalahkan Bahram, saudara Isandir. Ia juga mengajak damai. Sebuah perjanjian perdamaian ditanda-tangani yang mana Azerbaijan diserahkan kepada Khalifah Umar sebagai syarat membayar Jizya.
Desember 643 Bukair ibn Abdullah, yang berada di Azerbaijan, diperintahkan menaklukan Tiflis, (sekarang : ibukota georgia), kemudian ke Armenia wilayah persia.
Desember 643 Di Persia : Ahnaf ibn Qais ditunjuk untuk menaklukan Khurasan. Dari Kufa, beliau bergerak melalui ke Rayy dan Nishapur. Nishapur menyerah tanpa perlawanan.
Desember 643 Di Mesir : Karena Khalifah Umar tidak menyetujui invasi lebih lanjut, maka Amr segera meninggalkan Tripoli dan Burqa dan kembali ke Fustat
Januari 644 Di Sindh : Gabungan pasukan Suhail, Usman ibn Abi Al Aas dan Hakam ibn Amr berhasil mengalahkan pasukan Raja Rasil dalam perang Rasil yang kemudian melarikan diri ke perbatasan timur sungai Indus. Disebelah timur sungai indus itulah terletak negeri Sindh. Tapi Umar bin Khatab menolak proposal Suhail untuk menginvasi Sind, dan mendeklarasikan bahwa Sungai Indus menjadi batas alam antara wilayah muslim dengan musuh didepannya.
Januari 644 Di Khurasan : Dari Nishapur, Ahnaf bergerak ke Herat (Sekarang Afganistan slatan). Kota Herat dikepung.
Januari 644 Di Armenia : Dari Bab, Bukair bin Abdullah ke utara. Ketika Bukair masih dalam perjalanan, Khalifah umar menginstruksikan untuk mem-bagi pasukannya ke dalam tiga bagian. Umar menunjuk Habib ibn Muslaima untuk menaklukan Tiflis, Abdulrehman bergerak keutara menaklukan pegunungan dan Hudheifa bergerak melalui selatan pegunungan.
Februari 644, Di Armenia : Habib menaklukan Tiflis dan wilayah wilayah pesisir timur Laut Mati. Abdulrahman bergerak keutara melalui pegunungan Kaukasus dan mengalahkan suku-suku lokal. Hudheifa bergerak ke baratdaya ke daerah pegunungan dan juga menaklukan suku-suku lokal.
Maret 644 Di Khurasan : Kota Herat menyerah setelah dikepung pasukan muslim pimpinan Ahnaf selama beberapa bulan. Dengan menyerahnya Herat, seluruh Khurasan selatan berada ditangan muslim.
April 644, Di Khurasan : Ahnaf bergerak keutara menuju Merv (sekarang Turkmenistan). Disini terletak istana Yazdeger III. Begitu mendengar pergerakan pasukan muslim, Yesdegerd III melarikan diri ke Balkh. Tidak ada perlawanan di Merv dan muslim menguasai Merv tanpa peperangan. Ahnaf tinggal di Merv menunggu balabantuan dari Kufa.
Mei 644, Kisra Yazdgird mengumpulkan kekuatan di Balkh dan mencari aliansi dengan Khan Farghana yang memimpin suku turki dan menolong Yasdegerd III. Oleh karena itu Umar memerintahkan untuk memecah persekutuan itu untuk memperlemah Yazdegerd. Ahnaf berhasil memecah persekutaan itu dan Khan Farghana menarik mundur pasukannya.
Juni 644 Tentara Yazdagird dikalahkan dalam perang sungai Oxus dan melarikan diri dengan menyebrangi sungai oxus ke Transoxiana. Setelah itu ia ke cina. Balkh di kuasai pasukan muslim. Dengan dikuasainya Balkh, maka perang dengan Persia berakhir. Seluruh daratan persia berada dalam kekuasaan muslim sampai batas terluar yang berbatasan dengan wilayah suku Turki. Dinasti Sasaniyah berakhir. Ahnaf kembali ke Merv dan mengirim laporan kepada khalifah Umar.
2 November 644 Umar Bin Khatab wafat karena dibunuh oleh Abu Lukluk. Ia mengangkat Dewan pemilih Khalifah
[1] 635 : Di Cina : Kristianitas "Nestorian" mencapai negeri Tiongkok dan bekas-bekas peninggalannya masih dapat disaksikan di kota-kota Tiongkok seperti Xi'an
Di China, I Cing dilahirkan (635-713).
[2] 26 Juni 635 Di Cina : Li Yuan, Mantan Kaisar Tang Gaozu (566-26 Juni 635) wafat. Ia adalah pendiri dan kaisar pertama Dinasti Tang yang memerintah sejak 618 hingga 626
[3] 638 Di Perancis : Raja Dagobert dari dinasti Merovingian menjadi raja yang pertama kali dimakamkan di Biara Saint-Denis, yang kemudian menjadi gereja kerajaan
[4] 639 Di Jawa : Hariwangsawarman (639-640) menjadi raja Tarumanegara menggantikan Sudhawarman (628-639)
[5] Di Jawa : Nagajayawarman(640-666) menjadi raja Tarumanegara menggantikan Hariwangsawarman (639-640)
[6] Di Bizantium : 11 Februari 641 Kaisar Heraklius wafat. Ia digantikan oleh Constantine III dan Heraklonas
26 Mei 641, Kaisar Contantine III wafat karena TBC. Tapi ada yang menyebutkan ia diracun Martina
[7] 641 Di Bizantium Kaisar Heraklonas diturunkan dari tahtanya oleh senat. Ia digantikan Constans II (641-668)
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat Mekkah.
Ketika Nabi Muhammad mendakwahkan Islam, mula-mula Umar bin Khatab menentangnya, bahkan ingin membunuh Nabi Muhammad SAW. Na-mun hidayah Allah datang tak terduga, Beliau malah masuk islam begitu mende-ngar adiknya membaca ayat Alquran surat Thoha. Dengan masuknya Umar bin Khatab kedalam agama Islam, maka dakwah agama islam menjadi kuat.
Beliau ikut serta dalam hijrah ke Madinah, dan juga turut serta dalam peperangan menghadapi kaum kafir Quraish seperti perang Badar, Uhud, Ahzab, Khaibar dan sebagainya. Beliau adalah satu-satunya sahabat yang berdiskusi de-ngan Nabi dan kadang kala pendapatnya dikukuhkan melalui wahyu dari Allah SAW. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad.
Ketika Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 8 Juni 632 / 12 Rabiul Awal 11 H, Beliau tidak mempercayainya dan berpendapat Rasulullah hanya pergi sebentar menemui Khaliknya sebagai mana dengan Musa bin Imran. Tapi untunglah Abu Bakar menenangkannya sehingga dapat menerima kenyataan wafatnya Rasullullah.
Umar bin Khatab juga berperan dalam pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah, sehingga perpecahan yang akan terjadi bisa dihindari.
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikannya.
Menjadi khalifahHal pertama yang dilakukannya setelah menjabat khalifah adalah mencopot Khalid bin Walid dari jabatan komandan pasukan dan menggantinya dengan Abu Ubaidah. Tatkala Khalid bin Walid menanyakan perlakuan Umar terhadap dirinya, Umar ra. Menjawab, “Demi Allah Wahai Khalid, sesung-guhnya engkau sangat kumuliakan dan sangat kucintai.”
Kemudian Umar ra. Menulis surat ke berbagai negeri dan wilayah menya-takan kepada mereka, “Sesungguhnya aku tidak memecat Khalid karena keben-cian dan tidak pula karena pengkhianatan. Tetapi aku memecatnya karena mengasihani jiwa-jiwa manusia dari kecepatan serangan-serangannya dan kedahsyatan benturan-benturannya.”
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sasaniyah dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sasaniyah) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Byzantium. Yang menarik operasi-operasi penaklukan seperti di Persia dan Syam, dikendalikan langsung oleh Khalifah Umar bin Khatab dari Madinah yang jaraknya ribuan mil dari medan pertempuran. Beliau mampu memberikan perintah-perintah militer secara mendetail kepada pangglimanya sehingga berhasil menuntun pasukannya dan mengawasi gerakan musuh. Pres-tasi ini membuat Umar tercatat dalam sejarah sebagai seorang ahli strategi militer ulung dan politikus jenius.
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penak-lukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yak-ni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sasaniyah dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk shalat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk shalat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia shalat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di jaman itu, ia tetap hidup sebagai-mana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya.
Salah satu sikap yang menonjol dari Khalifah Umar bin Khatab adalah rasa takutnya yang besar kepada Allah dalam menjalankan tugas kekhalifa-hannya. Hal inilah yang membuat ia sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh dalam memimpin umat. Ia memimpin hampir tanpa jam kerja. Pagi, siang, malam selalu siap melayani rakyatnya. Pada malam hari seringkali ia berpatroli untuk mengetahui keadaan rakyatnya. Jika ia menjumpai rakyatnya yang kelapa-ran, ia sendiri yang akan mengantarkan bahan makanan kepada rakyatnya yang kelaparan itu seperti dalam kisah-kisah yang termashyur.
KematianUmar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk, seorang budak pada saat ia akan memimpin shalat. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk terhadap Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Sebelum wafatnya Beliau membentuk tim yang terdiri dari Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Ubaidilah, Zubair bin Awam, Saad bin Abi Waqash, dan Abdurrahman bin Auf untuk memilih Khalifah penggantinya.
Peristiwa yang Terjadi di Masa Kekhalifahannya23 Agustus 634, Abu Bakar Wafat, Umar Bin Khatab dibaiat menjadi Khalifah ke II.
24 Agustus 634, Khalifah Umar bin Khatab menulis surat kepada Abu Ubaidah di Syam mengenai berita wafatnya Khalifah Abu Bakar, serta peme-catan Khalid bin Walid sebagai Pangglima tertinggi di Syam. Jabatan Pangglima diserahkan kepada Abu Ubaidah. Pada saat itu kaum muslimin dalam kedaan mengepung kota Damaskus.
25 Agustus 634, Umar bin Khatab memerintahkan untuk membebaskan seluruh tawanan Perang Riddah dan dikembalikan kepada keluarganya masing-masing. Setelah Shalat Ashar, Umar memobilisasi kaum Mukminin untuk diberangkatkan bersama Mutsanah bin Haritsah ke Irak. Orang pertama yang menyambut seruan ini adalah Abu Ubaid. Oleh karena itu dialah yang ditunjuk sebagai pangglima. Jumlah pasukan mencapai 1000 orang. Sedangkan Mutsanah bin Haritsah langsung diperintahkan untuk berangkat ke Hira terlebih dahulu.
27 Agustus 634, Khalifah Umar memerintahkan kepada Ya'la bin Umayyah agar kaum Nasrani Najran itu mengosongkan perkampungan mereka dan pindah ke tanah luar semenanjung arab.
September 634, Mutsana bin Haritsah tiba di Hira dari Madinah setelah ditunjuk Khalifah Umar untuk meneruskan perjuangan melawan Persia. Pada saat itu pasukan Persia yang dipimpin Jaban bergerak ke Hira. Oleh karena itu Mutsana memutuskan untuk bertahan. Ia menarik mundur pasukan-pasukan muslim di pos terdepan ke Suwad. Dan ketika pasukan Jaban mendekati Hira, beliau menyingkir ke Khaftan agar lebih dekat ke gurun pasir.
7 September 634, Utusan Khalifah Umar telah sampai ke Damaskus dan menemui Ubaidah dengan membawa surat pemecatan Khalid sebagai pangglima tertinggi dan menunjuk Abu Ubaidah sebagai Pangglima tertinggi. Oleh Abu Ubaidah surat permecatan ini dirahasiakan dahulu.
9 September 634, Khalid bin Walid menerima kabar bergeraknya pasukan Bizantium dari Emessa ke Damaskus. Oleh karena itu beliau menugaskan Zahrar dengan 5000 pasukan untuk mencegat pasukan itu di Bait Lihya. Dalam pertempuran di Bait Lihya itu, Zarar tertangkap. Komando diambil alih oleh Rafi yang mengirim kabar tersebut kepada Khalid. Khalid kemudian bergerak ke Bait Lihya dengan 4000 cavalery. Komando di Damaskus dipegang oleh Abu Ubaidah. Khalid berhasil mengalahkan pasukan Bizantium. Kemudian beliau kembali ke Damaskus. Zarrar berhasil dibebaskan.
18 September 634, Di Syam, Jonah, putra Marcus, berkebangsaan Yunani menginformasikan kepada Khalid bin Walid tentang perayaan dimalam hari di kota Damaskus yang merupakan kesempatan untuk menguasai kota dengan serangan mendadak. Khalid memberikan amnesti untuknya dan wanita yang dicintainya. Saat itu tidak ada waktu lagi untuk mengkordinasikan rencana penyerangan ke seluruh pasukan, oleh karena itu Khalid bin Walid memutuskan menyerang gerbang timur benteng kota Damaskus sendiri.
19 September 634, Pasukan Khalid bin Walid berhasil menaklukan kota Damaskus setelah tiga kali menahan serangan pasukan romawi yang mencoba melepaskan diri dari kepungan. Sisa-sisa pasukan Bizantium menawarkan gencatan senjata yang disetujui pangglima Abu Ubaidah. Gencatan ini berlang-sung selama 3 hari.
22 September 634 Setelah penaklukan Damaskus, Khalid bin Walid dengan pasukannya yang berjumlah 4000 orang bergerak ke Jabal Ansariyah dan berperang lagi dengan pasukan Bizantium yang berjumlah 10 ribu orang yang dipimpin Harbes dan Thomas. Beliau berhasil membunuh Thomas, menantu Kaisar Heraklius dan juga Harbess. Perang ini disebut juga dengan Perang Maraj-al-Debaj.
25 September 634 Pangglima Abu Ubaid berangkat ke Irak dengan 1000 orang pasukan, dalam perjalanan ia merekrut banyak pasukan dari suku-suku yang ditemui.
01 Oktober Pasukan Khalid kembali ke Damaskus. Beliau diberitahu tentang pemecatannya sebagai pangglima tertinggi dan pengangkatan Abu Unbaidah sebagai Pangglima tertinggi. Segera diadakan acara serah terima komando. Khalid bin Walid memilih berada dibawah komando Abu Ubaidah.
2 Oktober 634, Di Irak : Abu Ubaid sampai di Khaftan, pasukannya sudah mencapai 4000 orang. Dan ketika pasukan Persia yang dipimpin Jaban berkemah di Namaraq, pasukan muslim menyerangnya. Dalam pertempuran ini pasukan muslim meraih kemenangan.
10 Oktober 634, Di Irak : Pangglima Abu Ubaid berhasil mengalahkan pasukan persia dibawah pimpinan Narsi di Kasqar dekat Saqatia dan berhasil menduduki daerah pinggiran Irak di bagian hulu sampai ke hilir sehingga para pejabat daerah itu kembali mengajak damai kepada Abu Ubaid sambil meminta maaf karena dulu mereka telah berpihak dan bekerja sama dengan pihak Persia. Sementara itu Mutsanah kembali ke Hirah.
15 Oktober 634, Di Syam : Pangglima Abu Ubaidah mengirim Khalid bin Walid untuk menolong pasukan muslim yang terjebak oleh pasukan Bizanium di Abu-al-Quds. Khalid berhasil mengalahkannya dalam pertempuran Abu Al quds. Ia kembali ke Damaskus dengan ranpasan perang yang banyak dan ratusan tawanan Bizantium.
28 November 634, Di Irak : Terjadi Perang Jembatan antara pasukan muslim dibawah pimpinan Abu Ubaid dengan pasukan persia yang dipimpin Behman. Abu Ubaid sendiri terbunuh syahid ketika menghadapi pasukan gajah persia. Pasukan Muslimin mengalami kekalahan telak. Komando Pasukan diambil alih oleh Mutsanah. Pasukan Muslim mundur ke Ulais. Disini Mutsanah berhasil mengalahkan pasukan persia. Mutsanah mengirim surat kepada khalifah umar meminta bantuan. Khalifah Umar mengirim pasukan bantuan yang dipimpin Jarir bin Abdullah.
Desember 634, Di Syam : Pasukan Bizantium mulai berkumpul ke Baisan untuk memotong komunikasi pasukan muslimin antara Syam dan Arabia.
14 Januari 635 Di Syam : Pasukan Muslim yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bergerak dari Damaskus bersama Khalid bin Walid serta pasukan dari Irak menuju Fahl untuk menyongsong serangan Bizantium
15 Januari 635 Di Syam : Pasukan Muslim tiba di Fahl dan menjumpai Pasukan Bizantium tidak ada. Abul A’war ketika menaklukan kota itu menjumpai rawa-rawa membentang di kedua sisi sungai Jordan
23 Januari 635[1], Di Syam : Terjadi Pertempuran Fahl antara Pasukan Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid dengan pasukan Bizantium yang dipimpin Theodore the Sacellarius. Pangglima Theodore the Sacellarius terbunuh sehing-ga menurunkan moral pasukan. Mereka kemudian merlarikan diri ke Baisan Setelah kemenangan itu Abu Ubaidah dan Khalid kembali ke Damaskus. Satu Kontingen ditinggalkan untuk menaklukan Baisan dan kontingen lain untuk menaklukan Tabariyya.
25 Februari 635, Di Syam : Shurahbil, dengan Amr bin Aas menyebrangi rawa dan sungai menuju Baisan dan mengepungnya. Pengepungan barlangsung beberapa hari sampai akhirnya menyerah dan bersedia membayar Jizyah. Dalam peperangan Marjus Sufar ini, Khalid bin Said gugur.
26 Februari 635 Di Syam : Heraklius mengirim pasukan untuk menak-lukan kembali Damaskus. Ia memerintahkan pasukan dari Antiokia yang dipimpin Theodorus untuk menaklukan kembali Damaskus. Ia juga mengirim balabantuan pasukan dari Emessa yang dipimpin oleh Shan
28 Feburari 635 Di Syam : Shurahbil bin Hasanah pergi ke Tabariya (Tiberias), penduduk disitu segera menyerah dan membayar Jizyah
7 Maret 635, Di Syam : Pasukan Muslim bertemu dengan pasukan Bizan-tium di Marj ur Rum. Kontingen Abu Ubaidah berhadapan dengan Shan, sedangkan Khalid bin Walid berhadapan dengan Theodorus. Kedua pihak saling menunggu. Ketika malam menjelang pasukan Theodorus bergerak ke Damaskus, meninggalkan kontingen Shan.
8 Maret 635 Di Syam : Theodurus sampai di Damaskus. Yazid bin Abu Sofyan berusaha mengusir pasukan bizantium. Terjadi pertempuran sengit. Pasukan Bizantium berjumlah besar. Tapi untunglah Khalid bin Walid datang membantu setelah menyadari Theodorus tidak berada di Masj Ur Rum. Pasukan Theoidorus berhasil dikalahkan. Theodorus berhasil dibunuh Khalid bin Walid.
8 Maret 635, Di Syam : Abu Ubaidah mengalahkan pasukan bizantium da-lam perang Marj Ur Rum. Pangglimanya, Shan, terbunuh dalam adu duel dengan Abu Ubaidah. Sisa-sisa pasukan Bizantium melarikan diri Ke Emessa. Oleh karena itu beliau merencanakan untuk menaklukan Emessa..
15 Maret 635, Di Syam : Abu Ubaidah bergerak ke Heliopolis, dimana terdapat kuil Jupiter. Penduduk Heliopolis menyerah kepada kaum muslimin dan bersedia membayar Jizyah.
April 635 Khalifah Umar, setelah mendapat laporan tentang posisi dan kekuatan pasukan Byzantium di Palestina, menulis surat yang berupa instruksi kepada pangglima pasukan di Palestina dan memerintahkan Yazid untuk menguasai pesisir Mediterranea. Pasukan Amr bin Ash dan Shurahbil bergerak melawan pasukan Bizantium terkuat di ajnadain dan mengalahkan mereka dalam perang Ajnadayn yang ke dua setelah itu kedua brigade tersebut berpisah.
April 635, Di Irak : Pasukan Mutsana bin Haritsah berhasil mengalahkan pasukan persia di Buwaib. Dalam Perang ini pasukan Muslimin mendapat rampasan perang yang banyak, terdiri dari sapi, kambing dan tepung terigu,yang kemudian dikirimkan ke Medinah dan kepada keluarga-keluarga yang diting-galkan di perbatasan Semenanjung Arab, dan juga kepada keluarga-keluarga yang tinggal di Hirah yang sudah lebih dulu ke Irak sebelum terjadi Perang Buwaib dan pertempuran di jembatan. Mutsanah kemudian menunggu bantuan untuk menyerang Madain (Ctesiphon). Sebelum bantuan datang beliau wafat karena luka-luka yang didapat dari perang Jembatan.
Mei 635 Di Syam : Amr bin Ash bergerak menguasai Nablus, Amawas, Gaza dan Yubnu untuk menyempurnakan penaklukan seluruh Palestina. Sedangkan Shurahbil bertolak menyerang kota Acre dan Tyre yang berada dipesisir pantai. Yazid meninggalkan Damaskus dan menaklukan kota pelabuhan seperti Sidon, Arqa, Jabail dan Beirut.
Juni 635[2] Di Irak Selatan : Utba bin Ghazwan yang bertolak dari Madinah dengan 2,000 pasukan tiba di perbatasan Uballa. Ia mengambil alih komando pasukan disektor itu. Pasukan muslim berkemah di tempat yang berjarak 12 mil dari Daerah Basra (saat itu basra belum dibangun).
Juli 635 Di Syam : Abu Ubaidah mengirim pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid bergerak ke Emesa dan mengepung kota tersebut. Beberapa hari kemudian Abu Ubaidah juga tiba di sana dengan sisa pasukan muslim. Oleh karena itu penduduk Emesa meminta perdamaian selama satu tahun. Mereka bersedia membayar jizyah dan kaum muslim bebas keluar masuk kota. Abu Ubaidah, menerima permintaan itu.
Agustus 635, Di Syam : Abu Ubaidah menaklukan kota-kota sekitar Emessa seperti Hamah, Ma’arrat an Nu’man. Mereka menyerah dan bersedia membayar Jizyah.
September 635 Di Irak Selatan : Pasukan Utbah bin Ghazwan berhasil menguasai kota Uballa setelah sebelumnya mengalahkan pasukan Persia yang datang dari distrik Furat. Dengan Uballa sebagai basis, Utbah mengirim pasukan menyebrangi sungai Tigris dan menguasai kota Furat. Setelah itu bergerak ke Meisan dan berhasil mengalahkan pasukan Persia sehingga kota Meisanpun jatuh ketangan Muslim. Pasukan Muslim yang lain berhasil menguasai kota Abarqubaz. Kompi yang lain menguasai Mazar. Setelah itu mereka kembali ke Uballa.Dengan demikaian sektor selatan berada ditangan muslim sehingga suply logistik persia dari Fars berhasil di blokade.
Oktober 635, Di Irak Selatan : Gubernur Abarqubaz memberontak. Utba mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Mughirah bin Shu'ba untuk memadamkan pemberontakan. Dua pasukan bertemu di Marghab. Pasukan Persia dikalahkan dan Pangglima mereka, Filhan dibunuh. Kemudian terjadi pemberontakan di distrik Meisan. Pasukan Muslim dibawah pimpinan Mughira bergerak memadamkan pemberontakan dan berhasil dipadamkan.
20 Oktober 635 Khalifah Umar mengumpulkan manusia untuk melakukan shalat tarawih dengan berjama'ah
November 635 Daerah Irak Selatan sudah berhasil diamankan pasukan Muslim. Pimpinan pasukannya saat itu, Utbah kemudian berangkat ke Madinah, tapi beliau meninggal disana. Khalifah Umar kemudian menunjuk Mughirah bin Shu’ba untuk menjadi Pangglima Pasukan di sektor Irak selatan.
November 635, Di Syam : Kaisar Heraklius mengirimkan balabantuan pasukan ke Emessa. Sehingga penduduk Emessa memutuskan perjanjian perdamaian dengan kaum muslimin.
Desember 635, Di Syam : Khalid bin Walid mulai mengepung kota Emessa. Pengepungan ini berlangsung selama 3 bulan. Saat itu daerah Palestina, Yordania dan Syria selatan kecuali Yerusalem dan Caesarea, telah berada ditangan muslim.
Januari 636 Di Syam : Atas perintah Khalifah Umar,. Yazid bin Abu Sofyan mengepung kota Caesarea.
Februari 636 Di Syam : Kaisar Heraklius mengumpulkan pasukan yang besar untuk merebut kembali daerah Syria dari tangan Muslim.
Maret 636, Di Syam : Dari dalam kota Emessa, Pasukan Bizantium yang dipimpin Harbess menyerang pasukan muslim secara mendadak untuk mene-robos kepungan yang dilakukan muslimin. Dalam pertempuran itu Khalid bin Walid berhasil mengalahkan pasukan musuh sehingga Emessa berhasil ditak-lukan.
Maret 636 Di Madinah : Khalifah Umar memobilisasi kaum muslimin untuk berjihad ke Irak. Banyak yang menyambut seruan ini. Mulanya beliau sen-diri yang akan memimpin pasukan ini, tetapi setelah setelah berdiskusi dengan para sahabat besar nabi, maka komandan pasukan diserahkan kepada Saad bin Abi Waqas
April 636, Di Syam : Setelah penaklukan Emessa, Abu Ubaidah dan Khalid bergerak ke utara dan menaklukan seluruh Syria utara.
Mei 636, Di Irak Saad bin Abi Waqas bergerak dari Sirar dengan 4000 pasukan. Diwaktu keberangkatannya Khalifah Umar mendoakan kesuksesan eksepedisi Saad bin Abi Waqas. Umar kemudian mengirim kembali 4000 pasukan untuk bergabung dengan pasukan utama di Zarud, sehingga kekuatan pasukan di Zarud mencapai 15000 orang. Sementara Mutsana dengan 3000 pasukannya masih di Sharaf 60 mil dari Zarud.
Mei 636, Di Syam : Pasukan Bizantium yang sudah dikumpulkan oleh Kaisar Heraklius berkumpul di Antiokia. Saat itu pasukan muslim dipecah men-jadi 4 front. Front Amr bin Ash beroperasi di Palestina, Shurahbil di Yordania, Yazid di Caesaria sedangkan Abu Ubaidah dan Khalid berada di Emessa. Pasukan Bizantium merencanakan menaklukan kembali Emessa dan Damaskus.
Juni 636 Di Syam : Abu Ubaidah melakukan rapat perang. Diputuskan untuk menyatukan seluruh pasukan dan berkonsentrasi di selatan Syria sehingga bisa selalu berkomunikasi dengan semenanjung arabia. Oleh karena itu Pasukan Muslimin mengosongkan Emessa, Damaskus dan pos lainnya di Syria Utara dan berkonsentrasi di Jabiya di lembah Yarmuk, selatan Damaskus. Ketika pasukan Bizantium sampai di Emessa mereka melihat pasukan muslim telah pergi. Di Damaskus juga sudah dievakuasi.
7 Juli 636 Di Syam : Pasukan Muslim berkumpul di Lembah Yarmuk.
10 Juli 636 Di Irak : Pasukan Saad bin Abi Waqash dari Zarud tiba di Sharaf. Saat itu, Mutsanah bin Haritsah telah meninggal karena luka-luka dari Perang Jembatan. Untuk menghormati Mutsana, Saad bin Abi Waqas menikahi Janda Mutsana, Salma binti Khasfa.
12 Juli 636 Di Irak : Pasukan utama Muslim bergerak dari Sharaf ke Qadisiyya yang terletak di tepi barat Ateeq, dipinggiran sungai Eufrat. Berdasarkan Instruksi Umar, Saad bin Abi Waqas mengirim utusan sebanyak 12 orang untuk menawarkan islam kepada Yazdjurd, Kisra Persia.
21 Juli 636 Di Syam : Pasukan Bizantium bergerak ke selatan dan mencapai lembah Yarmuk dan berkemah disana dan siap menyerang pasukan muslim yang berjarak 18 mil dari kemah mereka. Pasukan ini dipimpin Vahan.
22 Juli 636 Di Syam : Vahan mengirim pasukan Ghassan yang dipimpin Rajanya, Jabbala untuk mengecek kekuatan muslim, tetapi pasukan Khalid berhasil mengalahkan pasukan itu. Selama sebulan kedepan terjadi negosiasi antara pasukan Muslim dan Bizantium.
23 Juli 636 Di Syam : Bala bantuan dari Madinah berdatangan. Dalam rapat perang, Abu Ubaidah menyerahkan komando pasukan kepada Khalid bin Walid.
15 Agustus 636, Di Syam : Terjadilah perang Yarmuk antara pasukan Muslim yang dipimpin Khalid bin Walid melawan Pasukan Bizantium.
20 Agustus 636 Di Syam : Pasukan Muslim berhasil mengalahkan Pasukan Bizantium dalam Perang Yarmuk dan mengakhiri kekuasaan Bizan-tium di Asia Kecil bagian selatan.
21 Agustus 636, Di Syam : Dari Yarmuk, Abu Ubaidah melaporkan kepada Khalifah tentabg kemenangan Yarmuk. Pesan kemenangian ini dibawa oleh Huzaifa bin Yaman.
04 September 636 Di Madinah : Kemenangan Yarmuk sampai ke Khalifah Umar. Ia kemudian menulis surat kepada Abu Ubaidah mengucapkan selamat dan memerintahkan untuk menaklukan kembali kota-kota Syria seperti Damaskus dan Emessa yang ditinggalkan sebelum pecah perang yarmuk.
18 September 636, Di Syam : Sejumlah pasukan di Syria yang berasal dari irak dikirim ke Irak dibawah pimpinan As’as bin Qais untuk memperkuat pasukan Sa’ad di Qadisiyah sehingga pasukan Saad mencapai 29000 orang.
18 September 636 Di Syam : Abu Ubaidah mengirim pasukan untuk menaklukan Damaskus kembali dan daerah-daerah lain yang ditinggalkan sebelum perang Yarmuk. Sementara sisanya beristirahat di Jabiya untuk memulihkan yang luka serta mengumpulkan rampsan perang, memeriksanya dan mendistibusikannuya.
Awal Oktober 636, Di Syam : Abu Ubaidah bin Jarrah menggelar rapat perang membicarakan rencana selanjutnya di Syria. Tujuan selanjutnya terbagi antara Caesarea dan Yerusalem. Abu Ubaidah melihat pentingnya kedua kota ini untuk pertahanan pasukan muslim. Karena terjadi perbedaan pendapat, maka ia menulis surat kepada khalifah Umar untuk minta petunjuk. Sebagai balasannya, Khalifah memerintahkan untuk menaklukan Yerusalem. Oleh karena itu Abu Ubaidah bergerak ke Yerusalem dengan pasukan dari Jabiya bersama dengan Khalid bin Walid.
01 November 636 Di Syam : pasukan Muslim tiba di Yerusalem dan pasukan Bizantium mundur ke dalam benteng kota. Pasukan muslim mulai mengepung kota. Pengepungan ini berlangsung selama 4 bulan tanpa henti.
16 November 636, Di Irak : Perang Qadisiyah dimulai
19 November 636, Di Irak : Pasukan Saad bin Abi Waqas berhasil mengalahkan pasukan Persia dalam perang Qadisiyah. Pangglima pasukannya Rustam, gugur dalam perang tersebut.
30 November 636, Di Irak : Sa'ad bin Abi Waqqas mulai merencanakan serangan ke Ctesiphon. Ia mereorganisasi pasukannya kedalam 5 brigade dan setiap brigade dipimpin pangglima : Zuhra bin Al-Hawiyya; Abdullah bin Muta'm; Shurahbil bin Al-Samt; Hashim b. Utba; dan Khalid bin Urfula. Semua brigade terdiri dari pasukan cavaleri. Dari Qadisiya rute ke Ctesiphon melewati Najaf; Burs; Babylon; Sura; Deir Kab; Kusa; Sabat; and Ctesiphon.
2 Desember 636, Di Irak : Brigade Zuhra bin Al-Hawiyya maju duluan dan berhasil menguasai Najaf dan tetap disana sampai brigade lain sampai ke Najaf.
3 Desember 636 Di Irak : Zuhra dengan brigadenya menyebrangi sungai Eufrat dan meneruskan ke Ctesiphon. Ia sampai di Burs ditepi barat kota Hilla yang berada dipinggir sungai Eufrat.
4 Desember 636 Di Irak : Di Burs, Pasukan Zuhra dihadang oleh pasukan Persia dibawah pimpinan Busbuhra. Dalam duel antara Zuhra dan Busbuhra, Zuhra berhasil mengalahkan Busbuhra dengan luka berat. Ketika terjadi pertem-puran antara pihak muslim dan persia, pasukan persia kalah dan lari ke Babylon. Bushbura wafat di Babylon. Dengan larinya pasukan persia, rakyat Burs menyerah kepada Zuhra. Zhura berada di Burs beberapa lama untuk mengatur administrasi. Sampai brigade muslim lainya tiba di Burs.
15 Desember 636, Di Irak : Pasukan Muslim menyebrangi sungai Eufrat dan berkemah di luar kota Babylon. Pasukan Persia yang berjumlah besar di Babylon dikomandoi oleh Feerzan, Hormuzan, Mihran dan Nakheerzan. Maka terjadilah pertempuran di Babylon. Karena tidak kompaknya pasukan Persia, maka pasukan Muslim bisa mengalahkan pasukan Persia. Mereka melarikan diri bersama jendral-jendralnya termasuk Hormuzan.
20 Desember 636 Di Irak : Ketika pasukan muslim masih di Babylon, Zuhra diperintah oleh Saad untuk mengejar pasukan persia yang lari dari Babylon. Zuhra kemudian mengejar pasukan persia tersebut dan bertemui dengan pasukan garis belakangnya di Sura. Terjadi pertempuran singkat. Tapi mereka kemudian lari ke Deir Kab.
22 Desember 636 Di Irak : Zuhra bergerak ke Deir Kab. Ternyata disana sejumlah besar pasukan persia yang dikomando Nakheerzan sudah menunggu. Terjadi pertempuran sengit. Terjadi duel antara Zubair bin Salim, anak buah Zuhra dengan Nakheerzan. Dalam duel tersebut Nakheerzan kalah dan terbunuh. Pertempuran berlanjut terus, Ketika Jabir bin Abdullah berhasil menguasai jembatan di barisan belakang pasukan Persiam, beliau berteriak Allahu Akbar, sehingga pasukan persia kehilangan nyali dan banyak melarikan diri. Akhirnua Deir Kab berhasil dikuasai pihak muslim.
1 Januari 637 Di Irak : Pergerakan pasukan Muslim dibawah pimpinan Zuhra mencapai Kusa yang berjarak 10 mil dari Ctesiphon. Disini terdapat detasemen pasukan persia yang dipimpin Shahryar yang berbadan besar. Terjadi pertempuran lagi. Dalam duel antara Shahryar dan Nail, Nail akhirnya berhasil membunuh pangglima itu. Melihat pangglimanya kalah dan mati, pasukan persia menjadi kehilangan semangat dan lari ke Ctsesiphon sehingga kota Kusa berhasil dikuasai. Disini Zuhra tinggal di Kusa sampai pasukan muslim la\innya tiba. Kusa merupakan kota bersejarah karena disinilah Namruz memenjarakan dan membakar nabi ibrahim. Saad menulis kemenangan ini ke pada Umar
14 Januari 637, Di Irak : Zuhra bersama pasukannya tiba di Sabat yang berjarak 4 mil dari Ctesiphon. Kepala daerah tersebut menawarkan kesetiaan kepada pasukan Muslim dan diberi perlindungan oleh Zuhra. Dengan demikian seluruh daerah yang menuju gerbang kota Ctesiphon berada dalam kekuasaan Muslim.
16 January 637, Di Irak : Pasukan Muslim mulai mengepung kota Bahrseer, salah satu dari kota Madain (Ctesiphon). Pengepungan ini berlangsung selama dua bulan. Logistik dari luar sudah diblokade, sehingga keadaan dalam benteng menjadi buruk.
01 Maret 637, Di Syam : Di Yerusalem, Patriarch Yerusalem Sophronius, menawarkan penyerahan kota dan bersedia membayat Jizya, tetapi dengan syarat Khalifah Umar sendiri yang datang dan menandatangai pakta perjanjian dengannya untuk menerima penyerahan kota ini.
16 Maret 637, Di Irak : Di Bahrseer, Pasukan Persia berusaha membuka kepungan pasukan Muslim. Mereka melepaskan Singa yang terlatih, sehingga merusak barisan kaum muslimin. Tapi untunglah Hashim bin Utbah, pangglima barisan depan, berhasil membunuh singa tersebut dengan pedangnya. Saad bin Waqas, pangglima pasukan mencium kening Hashim sebagai kekaguman atas kepahlawannya. Pangglima pasukan Persia mengajak duel. Dan diterima oleh Zuhra bin Al Hawiyya. Dalam duel tersebut sang Pangglima berhasil di bunuh. Kemudian pecahlah pertempuran. Dalam pertempuran tersebut sebuah panah mengenai Zuhra yang mengakibatkan kematiannya.
Ketika pertempuran berhenti, utusan Persia datang keperkemahan muslim menyampaikan pesan Kisra yang menyebutkan bahwa Rajanya setuju berdamai dengan syarat Sungai Tigris menjadi perbatasan antara persia dan muslim. Tapi hal ini ditolak oleh Saad dan berkata bahwa mereka berperang bukan demi tanah tapi demi Allah. Dan ini menambahkan jika Kisra Persia perdamaian bisa diterima jika menerima islam atau membayar jizya.
17 Maret 637, Di Irak : Ketika fajar menyingsing, pasukan persia sudah menyingkir. Kota Bahrseer sudah dikosongkan. Pasukan Persia menghancurkan semua jembatan yang berada disungai tigris. Pasukan muslim menguasai Bahrseer, Kota sudah kosong. Semua yang ada telah menyebrang ke Ctesiphon..
19 Maret 637, Di Irak : Dengan menyebrangi sungai tigris yang saat itu masih banjir, Pasukan muslim bergerak ke kota Ctesiphon. Pasukan persia yang melihat kejadian itu hilang semangatnya. Mereka menyerah. Kota Madain (ctesiphon) berhasil ditaklukan. Kisra Yazdigird III melarikan diri ke Hulwan. Seperlima rampasan perang dikirim ke madinah. Pasukan Persia yang melarikan diri mengumpulkan kekuatan di Jalaula, Mosul dan Tikrit. Dan dari Tikrit siap mengancam pasukan muslimin.Saad bin Abi Waqas melaporkan hal ini kepada Khalifah Umar minta petunjuk selanjutnya..
01 April 637 Di Syam : Khalifah Umar tiba di Jabiya, dimana ia bertemu dengan Abu Ubaidah bin Jarrah, Khalid bin Walid and Yazid bin Abu Sufyan. Amr bin A'as masih tinggal untuk memimpin pengepungan Yerusalem,
02 April 637, Di Syam : Perjanjian perdamaian ditandatangani oleh Khalifah Umar dan disaksikan oleh Khalid ibn Walid, Amr ibn al-A'as, Abdur Rahman bin Awf dan Muawiyah. Yerusalem diserahkan kepada Khalifah. 10 hari kemudian Khalifah kembali ke Madinah.
03 April 637 Penyusunan Kalender Hijriyah berdasarkan peristiwa Hijrahnya Nabi ke Medinah atas usulan Ali bin Abi Thalib
12 April 637 Di Syam : Sesuai instruksi Khalifah Umar bin Khatab, Yazid ibn Abu Sufyan segera menuju Caesarea dan sekali lagi mengepung kota pelabuhan itu. Sedangkan Amr ibn al-A'as dan Shurahbil ibn Hassana bergerak untuk menguasai kembali Palestina dan Yordania. Abu Ubaidah ibn al-Jarrah dan Khalid ibn Walid, dengan 17,000 pasukan meninggalkan Yerusalem untuk menaklukan seluruh Syria utara yang berakhir dengan penaklukan Antiokia pada tahun 638 dan Pegunungan Taurus di Anatolia.
13 April 637 Di Syam : Abu Ubaidah bergerak menuju Damaskus yang terlah berada ditangan muslim kemudian ke Emessa yang menyambut kedatangannya. Tujuan selanjutnya adalah Kinasrin
22 April 637, Di Madinah : Khalifah Umar mengirimkan instruksi kepada Saad : Untuk mengirim Hashim bin Utbah untuk menaklukan Jalula, dan Abdullah b. Mut'am untuk menaklukan Tikrit dan Mosul.
29 April 637 Di Irak : Hashim bin Utbah bergerak dengan 12 ribu pasukan dari Ctesiphon dan tiba di Jalaula dan menjumpai kota tersebut berpertahanan kuat dengan pasukan persia. Hashim mulai mengepung kota Jalula. Dan berlangsung 7 bulan.
01 Mei 637, Di Irak : Abdullah b. Mut'am bergerak dari Ctesiphon dengan kekuatan 500 pasukan dan tiba di Tikrit. Dengan bantuan penduduk arab lokal, pasukan ini berhasil menguasai Tikrit, sementara pasukan Persia melarikan diri.
3 Mei 637, Di Irak : Abdullah bin Mut’am mengirim pasukan dibawah pimpinan Rabi bin Al-Akfal ke Mosul. Ketika Pasukan Muslim tiba, Pasukan Persia tidak dapat menahan serangan muslim dan memilih menyerah dan bersedia membayar Jizya. Oleh karena itu Abdullah juga pergi ke Mosul, dan menyusun administrasi pemerintahan di sana. Setelah semuanya beres, ia kembali ke Ctesiphon dan meninggalkan pasukan di Mosul dibawah pimpinan Muslim bin Abdullah.
01 Juni 637 Di Syam : Pasukan Khalid bin Walid mencapai Hazir, 3 mil sebelah timur Kinasrin. Disini pasukan itu diserang Bizantium yang dipimpin Meenas. Akan tetapi pasukan gerak cepat kaum Muslim berhasil mengalahkan pasukan Bizantium.
03 Juni 637 Di Syam : Khalid bin Walid mencapai Kinasrin. Penduduk Kinasrin segera menyerah dan bersedia membayar jizyah. Beberapa hari kemudian, Abu Ubaidah datang dan bergabung dengan Khalid di Kinasrin. Merka merencanakan untuk menyerang Aleppo.
02 Juli 637 Di Syam : Pasukan Muslim dibawah pimpinan Khalid bin Walid mulai mengepung kota Aleppo. Pasukan Bizantium yang dipimpin Joachim memutuskan untuk bertahan dan berharap mendapat balabantuan dari Kaisar Heraklius. Pengepungan ini berlangung selama 4 bulan.
02 Oktober 637 Di Syam : Pasukan Bizantium di Aleppo menyerah kepa-da kaum muslimin. Komandannya, Joachim, masuk islam dan bergabung dengan pasukan Khalid bin Walid. Sementara pasukan bizantium lainnya diijinkan pergi dengan damai.
7 Oktober 637, Di Syam : Abu Ubaidah mengirim pasukan dibawah pimpinan Malik bin Ashtar untuk menaklukan kota Azaz. Malik dibantu oleh Joachim. Dan Perjanjain perdamaian pun ditandatangani dengan penduduk lokal. Setelah itu kembali ke Aleppo. Tujuan penaklukan ini untuk meyakinkan bahwa tidak ada kekuatan bizantium yang berada di utara Aleppo.
15 Oktober 637. Di Syam : Malik bin Ashtar bergabung kembali dengan pasukan Abu Ubaidah. Mereka kemudian bergerak kebarat untuk menaklukan Antiokia.
26 Oktober 637, Di Syam : Dalam Perang Jembatan Besi didekat sungai Orontes, Pasukan Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah berhasil mengalahkan pasukan Bizantium. Sisa pasukan Bizantium melarikan diri ke Antiokia.
30 Oktober 637 Di Syam : Pasukan Muslim bergerak ke Antiokia dan mengepung kota tersebut. Antiokia segera menyerah. Dengan demikian Kota Antiokia berhasil dikuasai.
02 November 637, Di Syam : Pasukan Muslim bergerak ke selatan Laut Mediterania dan menaklukan Latakiah, Jablah dan Tartus. Dengan demikian daerah barat laut syria telah bersih dari musuh.
05 November 637, Di Syam : Pasukan muslim dikirim untuk menaklukan sisa daerah syria utara.
07 November 637, Di Syam : Pasukan Khalid bin Walid dikirim dengan pasukan Kavalerinya ke arah timur sampai ke Sungai Eufrat sekitar Munbij, tetapi tidak menjumpai perlawanan berarti.
November 637 Di Irak : Di Jalula, pasukan Persia yang mendapat bala bantuan dari Hulwan menyerang pasukan Hashim. Segera peperangan sengit terjadi. Tapi akhirnya pasukan Muslim berhasil mengalahkan pasukan persia. Pasukan persia melarikan diri ke Khaneqeen. Penduduk kota Jalula menyerah dan bersedia membayar jizya. Rampasan perang yang didapat sangat besar. Seperlimanya dikirim ke Madinah. Kaisar Yazdgerd III pergi ke Rayy, setelah itu ke Merv dan mendirikan ibu kota disana untuk merencanakan pembalasan.
Dengan dikuasainya Jalaula Tikrit dan Mosul, Saerah Suwad utara menjadi tenang berada dalam kekuasaan muslim.
Desember 637, Di Irak : Hashim mengirim pasukan dibawah pimpinan Qaqaa b. Amr mengejar pasukan persia ke Khaneqeen berjarak 15 mil dari Jalula. Hashim meninggalkan garnisun pasukan sebaynak 4,000 orang dibawah pimpinan Jarir b. Abdullah di Jalaula untuk menjaga serangan dari utara. De-ngan sisa pasukan yang ada ia kembali ke Ctesiphon. Di Ctesiphon ia melapor-kan situasi Jalula dan sekitarnya kepada Saad. Saad kemudian mengambil alih kampanye perang dan mengirim ekspedisi ke daerah-daerah sekitar Jalula yang akan mengancam pasukan muslim
Desember 637 Di Irak : Pasukan Qa’qa berhasil mengalahkan pasukan Persia di Khaniqin setelah sebelumnya dalam duel berhasil membunuh pang-glima pasukan persia, Mehran. Kota Khaneqeen berhasil dikuasai, pasukan persia lari ke Hulwan. Qa’qa kemudian mengejar pasukan tersebut sampai ke Hulwan dan mengepung kota Hulwan
28 Desember 637 Di Irak : Pasukan Muslim dibawah pimpinan Amr b. Malik tiba di Heet dan mengepung kota tersebut. Berhubung kota tersebut cukup kuat dan mendapat logistik dari kota Qirqasia, maka Amr bin Malik memu-tuskan untuk menaklukan kota Qirqasia lebih dahulu. Ia bersama separuh pasu-kannya bergerak ke Qirqasia yang akhirnya me menyerah karena serangan mendadak.
Awal Januari 638, Di Syam : Daerah syria utara telah berada dalam kekua-saan muslim seluruhnya.
638 Di Madinah : Umar memerintahkan untuk memperluas dan mereno-vasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah
Januari 638, Di Irak : Pasukan Qa’qa berhasil mengalahkan pasukan persia di Hulwan. Hulwan berhasil dikuasai. Qa’qa melaporkan kemenangan ini kepada Sa’ad dan menunggu instruksi lanjut untuk mengejar pasukan persia sampai kedalam daratan persia sendiri. Saad melaporkan hal ini ke pada Umar. Umar menginstruksikan jangan mengejar pasukan persia malahan ia menulis mengha-rapkan adanya gunung api antara wilayah muslim dan persia.
14 Januari 638, Di Irak : Amr bin Malik kembali ke Heet dan menginformasikan jatuhnya Qirqasia kepada penduduk Heet dan menyerukan untuk menyerah. Penduduk Heet bersedia menyerah dan membayar Jizya. Sementara pasukan persia melarikan diri dari Heet. Dengan demikian Heet berhasi dikuasai. Dengan dikuasainya Qirqassia dan Heet, Lembah Eufrat berhasil ditenangkan. Amr kemudian kembali ke Ctesiphon setelah sebeluumnya meninggalkan garnisun pasukan di Qirqasia dan Heet.
Januari 638[3], Di Irak Selatan : Pasukan muslim dibawah pimpinan Zarrar bergerak ke Masabzan. Di Hindaf terjadi pertempuran. Pasukan muslim berhasil menangkap Azeen, sang pangglima perangnya. Dengan tertangkapnya pang-glima itu, pasukan persia menyerah. Dari Hindaf pasukan muslim bergerak ke Sirwan. Kota tersebut berhasil ditaklukan. Pasukan persianya lari ke perbukitan. Zarar tinggal di Sirwan sebagai Gubernur dan menyusun administrasi peme-rintahan. Ketika Kufa didirikan ia pindah ke kufa dan meninggalkan ibnu Hazil Asadi sebagai penggantinya di Masabzan
Februrari 638 Di Irak : Daerah Suwad, Lembah sungai Tigris dan Eufrat secara sempurna berada dalam kekuasaan muslimin. Orang-oran persia sudah kembali ke daerah perbatasannya.
Maret 638, Di Irak : Berhubung cuaca di Ctesiphon tidak cocok untuk orang-orang arab yang mengakibatkan menurunnya kesehatan kaum muslimin, maka Khalifah Umar bin Khatab memerintahkan untuk membangun kota baru yang sesuai dengan ikilim arab. Akhirnya didirikanlah kota Kufah, dan Basrah. Pendirian ini berlangsung selama setahuin
April 638, Bencana kelaparan mewabah di Arabia. Khalifah umar bin Khatab minta bantuan dari propinsi-proinsi untuk mengirimkan makanan. Keadaan ini disebut dengan "Tahun Paceklik." Oleh karena itu Khalifah Umar meminta Abbas untuk memimpin shalat lstisqa' dan memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan
15 Juli 638, Di Syam : Pasukan Arab Kristen yang pro Bizantium mengepung kota Emessa. Pasukan muslim memilih starategi bertahan. Semua pasukan di Suyria utara dipanggil ke Emessa.
01 Agustus 638 Di Syam : Pasukan Arab Kristen mundur dari Emmessa, ketika, atas perintah Khalifah Umar, Pasukan Muslim dari Irak menyerang Jazirah.
03 Agustus 638 Di Syam : Pasukan bagian belakang pengepung kota Em-messa diserang Khalid bin Walid yang menimbulkan kerusakan pasukan musuh.
15 Agustus 638, Khalifah Umar memerintahkan penaklukan seluruh Jazira.
10 September 638, Bagian barat Jazira sudah ditaklukan. Abu Ubaidah menulis surat kepada Khalifah Umar meminta Ayadh bin Ghanam, yang beroperasi di Jazirah barat unutuk diletakan dibawah komandonya yang akan digunakan untuk menyerang perbatasan utara. Umar setuju dan Ayad bergerak ke Emessa dengan sebagian pasukan muslim yang dikirim dari irak ke Jazira.
15 September 638, Seluruh Jazira sudah dikuasai.
Oktober 638, Di Irak : Hormuzan, pangglima Persia dalam Perang Qadisiyah, menyerang Irak. Saad menurut instruksi Umar memembalas serangan dibantu dengan Utbah ibn Ghazwan dan Nouman ibn Muqarin dengan menyerang Ahwaz.
November 638, Di Irak : Perjanjian perdamaian ditandatangani antara Hormuzan, penguasa Ahwaz dengan Utba b. Ghazwan, gubernur Basrah setelah sebelumnya kedua pasukan pimpinan tersebut berseteru. Isi perjanjian itu, Hormuzan bersedia membayar Jizya dan daerah Ahwaz menjadi dibawah kekuasaan kaum muslimin. Dengan demikian sekarang kaum muslimim menguasai daerah Tigris, Eufrat dan Karun.
November 638, Di Syam : Abu Ubaidah mengirim pasukan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Ayadh untuk menyerang Bizantium di Anatolia sepanjang Tarsus. Tujuan Khalid adalah Marash, kota yang terletak di kaki pegunungan Taurus. Setibanya disana mereka mengepung kota Marash yang didalamnya terdapat pasukan Bizantium yang masih berharap pertolongan dari Heraklius
01 Desember 638, Di Syam : Pasukan Bizantium yang di Marash me-nyerah kepada pasukan Muslim dan bersedia membayar Jizyah. Khalid kemu-dian kembali ke Kinasrin
10 Desember 638. Di Syam : Khalid bin Walid dipecat dari kemiliteran oleh Khalifah Umar bin Khatab.
20 Desember 638, Di Syam : Terjadi wabah Amwas yang menyerang daerah Syria, Mesir dan Irak yang banyak memakan korban jiwa.
Januari 639, Di Irak : Karena merasa cukup kuat dan mendapat bantuan dari Persia, Hormuzan memberontak kepada kaum Muslimin, Khalifah Umar mengirim Abu Musa Al Asy’ari, gubernur Basra yang menggantikan Utbah yang wafat untuk menaklukan Ahwaz. Hormuzan dikalahkan dan minta damai. Umar menerima permintaan tersebut dan Hormuzan tetap sebagai vasal muslim.
Feburari 639. Di Syam : Khalifah Umar pergi ke Syria begitu mendengar wabah menyerbar. Amr bin Ash menemui Umar dan minta ijin untuk mena-klukan mesir. Namun beliau kembali lagi ke Madinah.
Maret 639 Di Syam : Gubernur Abu Ubaida, wafat karena wabah. Beliau kemudian digantikan oleh Muadz bin Jabal, yang tak lama kemudian wafat karena wabah yang sama. Pangglima lainnya yang wafat karena wabah iut adalah Shuhrabil b. Hasana dan Yazid bin Abi Sufyan. Amr bin Al-Aas kemudian ditunjuk sebagai Pangglima Besar di Syria
Desember 639[4] Di Syam : Khalifah Umar mengunjungi Syria untuk mereorganisasikan struktur permerintahan dan militernya yang terkena pengaruh berat atas meninggalnya gubernur dan pangglimanya yang andal seperti Abu Ubaidah ibn al-Jarrah. Amr ibn al-Aas, yang menjabat gubernur Palestina dan gubernur Syam ad interim menemui khalifah untuk minta ijin menaklukan mesir.
01 Desember 639, Amr berangkat ke Mesir dengan 4000 pasukan.
31 Desember 639 Di Mesir : Pasukan Muslim sampai di kota benteng Pelusium (Farma) yang terdapat garnisun Bizantium. Oleh karena itu pasukan muslim mengepung kota. Pengepungan ini berlangsung selama dua bulan
640 Di Syam : Kota Caesaria jatuh ketangan muslim, dengan demikian seluruh Syam jatuh ketangan muslim.
640[5] Musa bin Nusair (640-716) dilahirkan di Syria. Kelak ia menaklukan Afrika utara.
Februari 640 Di Mesir : Kota Felusium jatuh ketangan kaum muslimin. Pasukan muslim yang dipimpin Useifa ibn Wala menyrang bentaeng dan kota ditaklukan. Armanousa, putri Cirus yang melawan kaum muslim di Pelusium ditawan. Dan dikirim ke ayahnya di benteng Babylon. Setelah jatuhnya Pelu-sium, pasukan muslim bergerak ke Bilbeis 40 mil dari Memphis.
Maret 640 Di Mesir : Pasukan muslim tiba di Bilbeis dan mengepung kota itu. Pengepungan berlangsung 1 bulan
31 Maret 640. Di Mesir : Pendduduk Bilebeis menyerah.
Mei 640 Di Mesir : Pasukan Muslim tiba didepan kota Babylon, dan mulai mengepung benteng tersebut. Pengepungan ini berlangsung selama dua bulan
Juli 640, Di Mesir : Amr menulis surat kepada Khalifah meminta bala bantuan. Sebelum surat itu sampai ketangan Khalifah, ternyata Khalifah Umar telah mengirimkan balabantuan sebanyak 4000 orang yang terdiri veteran penaklukan syria. Tapi dengan balabantuan ini Amr belum mendapat kesuk-sesan. Sampai balabantuan dibawah pimpinan Zubair bin Awaam datang.
Agustus 640, Di Madiah : Umar mengumpulkan 4000 orang untuk pasu-kan elit yang akan dikirim ke mesir dan terbagi 4 brigade dan brigade-brigade itu dipimpin komandannya masing-masing. Zubair bin Awwam ditunjuk sebagai pangglima tertinggi. Komandan lainnya adalah Miqdad bin Al-Aswad; Ubaida bin As-Samit, dan Kharija bin Huzafa.
September 640, Di Mesir : Bala bantuan tiba di Babylon. Total kekuatan muslim sekarang mencapai 12 ribu orang. 10 Mil dari Babylon adalah kota Heliopolis. Untuk mengatisipasi bahaya serangan bizantium dari Heliopolis maka Detaseman Amr dan Zubair bergerak ke Heliopolis Kota Heliopolis berhasil dikuasai. Amr dan Zubair kemudian kembali ke Babylon
November 640 Di Irak : Hormuzan memberontak lagi setelah mendapat bantuan pasukan dari Kisra Yazdegerd III. Pasukannya terpusat di Tustar, sebelah utara Ahwaz. Khalifah Umar mengirim gubernur Kufa, Ammar bin Yasir, Gurbernur basrah, Abu Musa dan Numan bin Muqarrin untuk menaklukan Tustar. Hormuzan dikalahkan, ditangkap dan dikirim ke Madinah untuk menghadap Khalifah Umar. Disini ia masuk islam dan menjadi penasehat Umar yang berguna untuk penaklukan Persia.
Desember 640, Di Irak : Dari Tustar, Abu Musa bergerak ke kota Sus yang terletak di barat daya kota Tustar, dan mulai mengepung kota tersebut.
20 Desember 640 Di Mesir : Setelah semua negosiasi gagal, dimalam tanpa cahaya bulan, Zubair dan anak buahnya mendaki dinding kota Babylon, membunuh penjaganya dan membuka pintu gerbang benteng sehingga pasukan muslim bisa masuk.
21 Desember 640 Di Mesir : Kota Babylon berhasil dikuasai muslim. Tetapi Theodorus dan pasukannya telah menyingkir ke pulau Rauda dimalam sebelumnya.
22 Desember 640, Di Mesir : Cyrus of Alexandria masuk kota Babylon dan menandatangai perjanjian perdamaian dengan kaum muslim dan setuju untuk membayar Jizyah.
Januari 641 Di Irak : Abu Musa berhasil menaklukan kota Sus. Dari sini beliau memngirim surat kepada Khalifah Umar untuk menaklukan ke Junde Sabur. Khalifah menginstruksikan untuk mengirim Aswad bin Rabee'a ke Junde Sabur. Aswad bin Rabi’ah segera bergerak ke Junde Sabur
01 Februari 641, Di Irak : Setelah pengepungan beberapa minggu, penduduk Junde Sabur menyerah kepada kaum muslimin dan bersedia membayar Jijyah. Dengan demikiaan Daerah Khuzistan berhasil sepenuhnya dikontrol kaum muslimin.
04 Feburari 641 Di Mesir : Amr memberangkatkan pasukannya dari Babylon ke kota Alexandria.
06 Februari 641, Di Mesir : Pasukan Amr bin Ash dihadang oleh pasukan bizantium di Tarnut di tepi barat sungai nil. Terjadi pertempuran sengit. Pasukan ini Bizantium dihancurkan. Amr bin Ash mengirim pasukan garis depan yang merupakan pasukan kavaleri untuk duluan pergi untuk mengamankan jalanan dari detasemen bizantium
09 Februari 641 Di Mesir : Pasukan garis depan Muslim tiba di Shareek, pasukan bizantiuym yang lari dari Tarnut kemarin, bergabung dengan pasukan Sharekk dan membentuk pertahanan kuat dan menyerang pergerakan pasukan muslim.
10 Februari 641 Di Mesir : Pasukan Bizantium dapat menghancurkan pasukan depan muslim.
11 Februari 641[6] Di Mesir : Ketika pasukan utama muslim tiba, pasukan bizantium melarikan diri. Dititik ini pangglima Amr bin Ash memutuskan tidak mengirim pasukan depan dan seluruh pasukan pergerak.
13 Februari 641 Di Mesir : Pasukan muslim mencapai Sulteis dimana mereka mengalahkan pasukan bizantium. Pasukan bizantium lari ke Alexandria.
15 Februari Di Mesir : 641 Pasukan muslim beristirahat di Sulteis sehari dan kemudian bergerak ke Alexandria. Alexandria masih dua hari dari Sulteis.
17 Februari 641 Di Mesir : Pasukan muslim tiba di Kirayun, 12 mil dari Alexandria. Disini pergerakan pasukan muslim dihadang dengan pasukan bizantium sebesar 20 ribu orang. Strategi Bizantium adalah pasukan muslim harus dipukul mundur sebelum sampat di Alexandria atau diperlemah. Dua pasu-kan saling menunggu. Pertempuran yang terjadi masih tidak pasti. Hal ini berlangsung 10 hari.
27 Februari 641 Di Mesir : Pasukan muslim meluncurkan serangan hebat. Pasukan Bizantium kalah dan lari ke Alexandria.. Dengan demikian jalan ke Alexadnria telah bersih. Dan dari Kirayun mereka bergera ke Alexandria.
01 Maret 641, Di Mesir : Pasukan muslim tiba di Alexandria dan mengepung kota berbenteng kuat tersebut. Kota tersebut punya akses langsung ke laut dan melalui laut mendapat nbantuan langusng dari Konstantinple baik pasukan maupun bahan makanan. Berdasarkan penyerlidikan Amr, ia merasa Alexandria akan sulit ditaklukan. Mereka mempunyai pertahanan kuat, Didinding kota terdapat katapel yang siap melontarkan peluru ke puihak muslim. Hal ini jelas merugikan posisi kaum muslimin. Oleh karena itu Amr bin ash menarik mundur pasukannya dan berkemah di area luar jangkauan katapel. Perang jarak jauh dimulai. Ketika pasukan muslim mendekati kota mereka diserang peluiru. Ketika bizantium berlayar dari benteng mereka, selalu dipukul mundur kaum muslim. Terlebih datang berita bahwa Heraklius mengumpulkan balabantuan bersar di Constantinople. Ia bermaksud bergerak mengepalai balabantuan ke Alexandria. Sebelum rencananya teralisir ia wafat. Bala bantuan yang terkumpul di Konstantinopel pun bubar dan tidak ada pertolongan untuk Alexandria. Hal ini melemahkan semangat pasukan bizantium. Pengepungan berlangsung 6 bulan. Dan di Madinah Kahlifah Umar tidak sabar. Maka ia kirim surat ke Amr bin Ash dan memerintahkan Ubada dijadikan pangglima dan segera meluncurkan serangan ke benteng Alexandria.
September 641[7] Di Mesir : Serangan Ubada sukses dan Alexandria ditak-lukan oleh Muslim. Ribuan pasukan Bizantium terbunuh atau tertangkap sedang-kan yang lainnya melarikan diri ke Konstantinople dengan kapal yang tertambat di pelabuhan.
Oktober 641, Di Mesir : Amr bin Ash mulai membangun kota Fustat untuk ibu kota Mesir menggantikan Alexandria.
November 641, Di Persia : Yazdagird III mengumpulkan 60 ribu pasukan ke Nihawand, bersiap-siap menaklukan daerah muslim di Irak. Gubernur Kufah, Ammar ibn Yasir, mengirim surat melaporkan kejadian ini kepada Khalifah Umar bin Khatab.
Desember 641 Di Irak : Huzhaifah bin Yaman ditunjuk sebagai Pangglima Pasukan di Kufa dan diperintahkan ke Nihawand. Gubernur Basrah, Abu Musa juga bergerak ke Nihawan. Numan bin Muqarrin bergerak dari Ctesiphon ke Nihawan. Umar bin Khatab memutuskan untuk memimpin pasukan di Madinah. Tetapi keputusan ini tidak diterima oleh Majelis Shura, oleh karena itu ia menunjuk Mughira ibn Shuba, sebagai pangglima pasukan yang terkonsentrasi di Madinah dan menunjuk Nouman ibn Muqarrin sebagai komandan tertuinggi pasukan Muslim di Nihawand
21 Desember 641. Di Persia : Terjadi pertempuiran Nihawan. Nu’man wafat dalam pertempuran, komando dipeganrg oleh Huzaifah bin Yaman. Akhirnya pasukan muslim berhasil mengalahkan pasukan persia.
642 Khalid bin Walid (592-642) wafat di Emessa
642 Kaum Yahudi pindah dari Arab ke Syiria karena Khalifah Umar mengusir orang-orang Yahudi dari Khaibar dan Najran lalu membagi-bagikan Khaibar dan Wadi al-Qura kepada kaum muslimin.
Januari 642, Di Persia : Huzaifa menugaskan Naim bin Muqarrin dan Qa'-qaa bin Amr untuk mengejar pasukan persia ke Hamadan. Ketika pasukan Persia mengetahui bahwa pasukan muslim mengejarnya, mereka langsung pergi dari Hamadan sebelum pasukan Muslim tiba. Hamadan kemudian menyerah dan bersedia membayar Jizya. Khusrau Shanum langsung ditunjuk sebagai gubernur Hamadan dibawah kontrol negara muslim. Rampasan perang dikirim ke Madinah
01 Februari 642, Di Madinah : Berdasarkan petunjuk dari Hormuzan, Khalifah Umar memutuskan untuk menaklukan Isfahan. Beliau menunujuk Abdullah ibn Uthban, sebagai pangglima untuk menaklukan Isfahan.
07 Februari 642 , Di Persia : Dari Nihawan, Abdullah bergerak ke Hama-dan, setelah itu ke timurlaut ke Rayy yang berjarak 200 mil dari Hamadan dan mengepung kota itu dan akhirnya menyerah..Setelah Rayy ditaklukan, Abdullah bergerak ke timur laut menuju Isfahan dan mengepung kota tersebut. Disini ia mendapat balabantuan dari Basrah dan Kufa dibawah pimpinan Abu Musa As Ashari dan Ahnaf bin Qais
Maret 642 Di Persia : Kota Isfahan menyerah. Dari Isfahan Abdullah bergerak ke timurlaut menuju Qom yang menyerah tanpa perlawanan berarti.
01 April 642, Di Persia : Kota Hamadan dan Rayy memberontak, Umar mengirim Naim bin Muqarrin untuk memadamkan pemberontakan itu.Naim bergerak ke Hamadan dari Isfahan, pertempuran berdarah terjadi dan kota Hamadan ditaklukan kembali kaum muslimin
07 April 642, Di Persia : Naim bergerak menuju Rayy, dan kota tersebut berhasil ditaklukan kembali. Penduduknya bersedia menyerah dan membayar jijya.
Mei 642 Di Persia : Dari kota Rayy, Naim mengirim adiknya, Suwaid bin Muqarin, ke propinsi Tabaristan. Disana ia menaklukan Qumas, Jurjan, Dehis-tan dan Amol tanpa perlawanan berarti. Dengan demikian seluruh Tabaristan berada dalam kekuasaan muslim.
Mei 642 Di Persia : Dari Basrah, Maja’a bin Mas’ud bergerak ke Tawwaj dan disini pasukan persia dikalahkan.
Juni 642 Di Persia : Dari Tawaj, Maja’a bergerak ke Sabur dan mengepung benteng kota tersebut beberapa minggu yang kemudian menyerah dan bersedia membayar jizyah. Bala bantuan datang dibawah pimpinan Usman bin Abi AlAsh yang mengambil alih komando pasukan dari Maja’a.
Juni 642, Di Mesir : Amr bin Al-Aas mengirim Ekspedisi ke Nubia diba-wah komando sepupunya Uqba bin Nafi. Misi ini gagal
Juli 642, Di Mesir : Sungai nil tidak meluap.
Juli 642, Di Persia : Pasukan Usman bin Abi Al Ash bergerak dari Tawwaj ke Shiraz yang kemudian menyerah dengan damai.
Agustus 642 Di Persia : Dari Shiraz Usman bergerak ke kota Persepolis yang berjarak 35 mil ke utara dan mengepung kota tersebut beberapa mninggu. Dan kota tersebut akhirnya menyerah. Disini komando pasukan dialihkan ke Sariyah bin Zuneim
September 642 Di Persia : Sariyah bin Zuneim bergerak dari Persepolis ke ke tenggara dan menaklukan kota Fasa
September 642, Di Mesir : Umar mengirim surat kepada Amr untuk melemparkan suratnya ke sungai nil. Sungai nil pun meluap lagi
September 642 Di Mesir : Setelah kegagalan Kampanye Nubia di selatan, Amr bin Al-Aas memutuskan utnuk bergerak ke Barat. Ia pimpin pasukannya sendiri.
Oktober 642 Sariyah bin Zuneim menaklukan Darab yang berjarak 60 mil dari Fasa. Dengan demikian penaklukan Fars sempurna diakhir tahun 642.
Oktober 642 Di Afrika : Pasukan Amr bin Ash mencapai kota Pentapolis. Penduduk disana menyerah dan bersedia membayar jizyah. Kota tersebut dinamakan Burqa. Amr tinggal beberapa lama untuk menyusun administrasi.
November 642 Dari Burqa, Uqba bin Nafi dikirim untuk mengepalai pasukan untuk mengambil alih Fezzan. Uqba bergerak ke Zaweela, ibu kota Fezzan. Tanpa adanya perlawanan yang berarti, seluruh distrik Fezzan (sekarang barat laut libya) dikuasai muslim. Setelah invas fezzan, Uqba kembali ke Burqa
643 Hasan Basri (643-728 M) dilahirkan
643 Di Persia : Asim ibn Amr, veteran perang Qadisiyyah dan Nihawand ditunjuk untuk menaklukan Sistan. Asim bergerak dari Basrah dan melewati Fars dan mengambil alih komando pasukan muslim di Fars dan bergerak mema-suki Sistan. Tanpa perlawanan, penduduknya menyerah. Asim kemudian menca-pai Zaranj, 250 mil dari Kandahar, dan mengepung kota itu beberapa bulan. Dalam pertempuran sengit, pasukan persia dan penduduk kota di kalahkan. Dengan menyerahnya kota Zaranj, Sistan menjadi wilayah kekuasaan Islam.
Maret 643 Di Afrika : Amr bin Ash bergerak kebarat Burqa. Mereka sampai di Tripoli dan mengepung kota.
April 643 Di Afrika : Kota Tripoli berhasil dikuasai. Dari Tripoli, Amr mengirim pasukan ke Sabrata, 40 mil dari Tripoli. Penduduk disana menyerah dan bersedia membayar Jizya. Dari Tripoli Amr mengirimkan laporan kepada Khalifah Umar dan minta ijin untuk penaklukan selanjutnya, tetapi ditolak Khalifah Umar.
Juli 643. Di Azerbaijan : Huzaifa bin Yaman bergerak dari Rayy ke Zanjan dan berhasil menaklukan kota benteng tersebut setelah mengalahkan pasukan persia.
Agustus 643 Di Azerbaijan : Dari Zanjan, Huzaifa bergerak ke Ardabil yang kemudian menyerah secara damai
September 643 Di Azerbaijan : Dari Ardabil, Huzaifah melanjutkan perge-rakannya ke utara sepanjang pesisir barat Laut Kaspia dan menaklukan kota Bab dengan kekuatan. Dititik ini, Huzaifah dipanggil Kalifah Umar. Bukair ibn Abdullah dan Utba ibn Farqad menggantikannya.
September 643 Di Persia : Suhail ibn Adi bergerak dari Basrah, melalui Shiraz dan Persepolis dan kemudian bergabung dengan pasukan Muslim lainnya untuk menyerang Kerman yang kemudian berhasil ditundukkan setelah pertem-puran sengit dengan pasukan lokal.
Oktober 643 Di Azerbaijan : Bukair bergerak keutara sepanjang pesisir barat laut kaspia sedangkan Utbah bergerak langsung ke jantung wilayah Azerbaijan.
Oktober 643 Di Persia : Suhail bin Adi bergerak ketimur Kerrman yaitu kota Makran (sekarang wilayah Pakistan) dan merupakan wilayah raja Hindu Raja Rasil yang juga merupakan vasal dari Imperium Sasaniyah Persia.
November 643 Di Azerbaijan : Pasukan Bukair ibn Abdullah dihadang sejumlah besar pasukan persia dipimpin Isandir. Dalam pertempuran sengit Isandir dikalahkan dan ditawan. Untuk menyelamatkan jiwanya, isandir setuju menyerahkan wilayahnya di ajerbaizan dan mengajak yang lainnya untuk menyeraha dalam kekuasaan muslim.
November 643 Di Sind : Raja Rasil mengumpulkan pasukan besar dari Sind dan Baluchistan untuk menahan lajunya pergerakan muslimin.
Desember 643 Suhail mendapat balabantuan dari Usman ibn Abi Al Aas yang datang dari Persepolis, dan Hakam ibn Amr dari Basrah.
Desember 643 Di Azerbaijan : Uthba ibn Farqad mengalahkan Bahram, saudara Isandir. Ia juga mengajak damai. Sebuah perjanjian perdamaian ditanda-tangani yang mana Azerbaijan diserahkan kepada Khalifah Umar sebagai syarat membayar Jizya.
Desember 643 Bukair ibn Abdullah, yang berada di Azerbaijan, diperintahkan menaklukan Tiflis, (sekarang : ibukota georgia), kemudian ke Armenia wilayah persia.
Desember 643 Di Persia : Ahnaf ibn Qais ditunjuk untuk menaklukan Khurasan. Dari Kufa, beliau bergerak melalui ke Rayy dan Nishapur. Nishapur menyerah tanpa perlawanan.
Desember 643 Di Mesir : Karena Khalifah Umar tidak menyetujui invasi lebih lanjut, maka Amr segera meninggalkan Tripoli dan Burqa dan kembali ke Fustat
Januari 644 Di Sindh : Gabungan pasukan Suhail, Usman ibn Abi Al Aas dan Hakam ibn Amr berhasil mengalahkan pasukan Raja Rasil dalam perang Rasil yang kemudian melarikan diri ke perbatasan timur sungai Indus. Disebelah timur sungai indus itulah terletak negeri Sindh. Tapi Umar bin Khatab menolak proposal Suhail untuk menginvasi Sind, dan mendeklarasikan bahwa Sungai Indus menjadi batas alam antara wilayah muslim dengan musuh didepannya.
Januari 644 Di Khurasan : Dari Nishapur, Ahnaf bergerak ke Herat (Sekarang Afganistan slatan). Kota Herat dikepung.
Januari 644 Di Armenia : Dari Bab, Bukair bin Abdullah ke utara. Ketika Bukair masih dalam perjalanan, Khalifah umar menginstruksikan untuk mem-bagi pasukannya ke dalam tiga bagian. Umar menunjuk Habib ibn Muslaima untuk menaklukan Tiflis, Abdulrehman bergerak keutara menaklukan pegunungan dan Hudheifa bergerak melalui selatan pegunungan.
Februari 644, Di Armenia : Habib menaklukan Tiflis dan wilayah wilayah pesisir timur Laut Mati. Abdulrahman bergerak keutara melalui pegunungan Kaukasus dan mengalahkan suku-suku lokal. Hudheifa bergerak ke baratdaya ke daerah pegunungan dan juga menaklukan suku-suku lokal.
Maret 644 Di Khurasan : Kota Herat menyerah setelah dikepung pasukan muslim pimpinan Ahnaf selama beberapa bulan. Dengan menyerahnya Herat, seluruh Khurasan selatan berada ditangan muslim.
April 644, Di Khurasan : Ahnaf bergerak keutara menuju Merv (sekarang Turkmenistan). Disini terletak istana Yazdeger III. Begitu mendengar pergerakan pasukan muslim, Yesdegerd III melarikan diri ke Balkh. Tidak ada perlawanan di Merv dan muslim menguasai Merv tanpa peperangan. Ahnaf tinggal di Merv menunggu balabantuan dari Kufa.
Mei 644, Kisra Yazdgird mengumpulkan kekuatan di Balkh dan mencari aliansi dengan Khan Farghana yang memimpin suku turki dan menolong Yasdegerd III. Oleh karena itu Umar memerintahkan untuk memecah persekutuan itu untuk memperlemah Yazdegerd. Ahnaf berhasil memecah persekutaan itu dan Khan Farghana menarik mundur pasukannya.
Juni 644 Tentara Yazdagird dikalahkan dalam perang sungai Oxus dan melarikan diri dengan menyebrangi sungai oxus ke Transoxiana. Setelah itu ia ke cina. Balkh di kuasai pasukan muslim. Dengan dikuasainya Balkh, maka perang dengan Persia berakhir. Seluruh daratan persia berada dalam kekuasaan muslim sampai batas terluar yang berbatasan dengan wilayah suku Turki. Dinasti Sasaniyah berakhir. Ahnaf kembali ke Merv dan mengirim laporan kepada khalifah Umar.
2 November 644 Umar Bin Khatab wafat karena dibunuh oleh Abu Lukluk. Ia mengangkat Dewan pemilih Khalifah
[1] 635 : Di Cina : Kristianitas "Nestorian" mencapai negeri Tiongkok dan bekas-bekas peninggalannya masih dapat disaksikan di kota-kota Tiongkok seperti Xi'an
Di China, I Cing dilahirkan (635-713).
[2] 26 Juni 635 Di Cina : Li Yuan, Mantan Kaisar Tang Gaozu (566-26 Juni 635) wafat. Ia adalah pendiri dan kaisar pertama Dinasti Tang yang memerintah sejak 618 hingga 626
[3] 638 Di Perancis : Raja Dagobert dari dinasti Merovingian menjadi raja yang pertama kali dimakamkan di Biara Saint-Denis, yang kemudian menjadi gereja kerajaan
[4] 639 Di Jawa : Hariwangsawarman (639-640) menjadi raja Tarumanegara menggantikan Sudhawarman (628-639)
[5] Di Jawa : Nagajayawarman(640-666) menjadi raja Tarumanegara menggantikan Hariwangsawarman (639-640)
[6] Di Bizantium : 11 Februari 641 Kaisar Heraklius wafat. Ia digantikan oleh Constantine III dan Heraklonas
26 Mei 641, Kaisar Contantine III wafat karena TBC. Tapi ada yang menyebutkan ia diracun Martina
[7] 641 Di Bizantium Kaisar Heraklonas diturunkan dari tahtanya oleh senat. Ia digantikan Constans II (641-668)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar